Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sofyan A. Djalil, mengatakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini masih merugi akibat ada perubahan harga minyak yang luar biasa. "Seandainya semua sesuai dengan RKAP pasti PLN untung tetapi ada perubahan harga minyak yang luar biasa membuat mereka tidak untung," katanya di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, hal yang terpenting saat ini adalah PLN semakin hari semakin membaik. Menurut dia, kondisi yang terjadi saat ini amat sulit bagi PLN untuk menyesuaikan, karena harga minyak mencapai angka 135 dolar AS per barel sementara PLN banyak memerlukan Bahan Bakar Minyak (BBM). "Jadi, terpaksa bebannya harus tambah terlebih harga batubara juga tinggi sekarang dan PLN membeli batubara sesuai harga pasar," katanya. Pihaknya juga selalu menginstruksikan, agar PLN terus melakukan efisiensi. PLN di bawah kepemimpinan direksi baru melaporkan telah berhasil melakukan efisiensi hingga mencapai Rp6 triliun. Namun, menurut Sofyan, angka Rp6 triliun tersebut menjadi tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kenaikan harga BBM dan batubara yang sangat signifikan. PLN juga telah melakukan konversi energi sebagai salah satu bentuk penghematan. "PLN melakukan MFO-nisasi yaitu diesel diganti MFO karena MFO lebih murah, selisihnya sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000 per liter," demikian Sofyan A. Djalil. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008