Bojonegoro (ANTARA News) - Solar sulingan produksi penambangan tradisional sumur minyak Wonocolo, Hargomuluyo, dan Beji, di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, harganya ikut dinaikkan dari Rp3.500 menjadi Rp4.500 per liter. Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Bogo Sasono, Sujihanto, di Bojonegoro, Senin, mengatakan bahwa tidak tahu persis besarnya kenaikkan harga solar sulingan minyak tradisional di Bojonegoro itu. Alasannya, sejak dua tahun terakhir KUD Bogo Sasono yang menjalin kontrak kerja dengan Pertamina sudah tidak mendapatkan pasokan produksi minyak mentah, karena disuling sendiri oleh para penambang. "Yang jelas, informasi yang kami terima harga solar sulingan di pasaran ikut naik, bersamaan naiknya harga BBM secara nasional," katanya. Sementara itu, keterangan yang diperoleh ANTARA menyebutkan, bersamaan dengan kenaikkan harga BBM bersubsidi, para penambang minyak mentah tradisional di Bojonegoro yang menyuling minyak mentah sendiri juga sepakat menaikkan harga jual, Semula para penambang menjual kepada pembeli di lokasi dengan harga Rp2.500 per liter dan pembeli menjual ke luar dengan harga Rp3.500 per liter. Sejak adanya kenaikkan harga BBM, harga solar sulingan dinaikkan menjadi Rp3.000 per liter di lokasi dan dijual ke konsumen Rp4.000 per liter. "Karena harga solar di SPBU menjadi Rp5.500 per liter, solar sulingan di Bojonegoro tetap laris," kata Sujihanto menambahkan. Menurut dia, di lokasi penambangan minyak mentah di tiga desa itu sekarang ini ada sekitar 50 penyuling yang mengolah minyak mentah dari sekitar 40 sumur, dengan produksi antara 40.000 hingga 50.000 per liter setiap harinya. Para pembelinya tidak hanya dimonopoli lokal Bojonegoro tetapi sudah meluas hingga ke berbagai kota di Jatim dan Jateng, diantaranya untuk bahan bakar perahu nelayan di Tuban, termasuk juga kendaraan truk dan bus. Di Bojonegoro, solar sulingan tersebut dijual di sepanjang tepi jalan di Kecamatan Kalitidu, dan Kecamatan Padangan maupun di Kecamatan Sumberrejo. Dihubungi terpisah, Kepala Jasa Produksi Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region Jawa Area Cepu, Mulyadi menyatakan, pihaknya tetap mengangap solar sulingan di Bojonegoro ilegal. Namun, dia mengakui, menertibkan adanya penyulingan minyak mentah di Bojonegoro sulit, tanpa kerja sama dengan petugas kepolisian. "Kami terus melakukan operasi, karena dengan disuling dan dijual ke luar merupakan kerugian bagi kami," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008