Monaco (ANTARA News) - Lewis Hamilton memenuhi ambisinya tampil sebagai juara di Monaco, Minggu, dalam perlombaan menegangkan di lintasan licin yang disiram hujan dan ia ingin mengulangnya pada tahun depan. "Ada dua impian pembalap dalam lomba Formula Satu, pertama memenangi kejuaraan dunia dan kedua menang di Monaco Grand Prix," kata ayah Hamilton, Anthony, kepada wartawan ketika McLaren merayakan hasil lomba Minggu. Dalam usia 23 tahun, Hamilton menjadi pembalap F1 termuda yang memenangi perlombaan glamour dan diidamkan semua pembalap untuk dapat tampil di jenjang perlombaan itu. Nigel Mansell dan Damon Hill, dua pembalap Inggris yang terakhir tampil sebagai pemenang dunia, tidak pernah menang di Monaco termasuk pembalap terkenal mendiang Jim Clark. Pembalap dari Brazil, Ayrton Senna, juara dunia tiga kali yang tewas dalam kecelakaan di Imola saat mengikuti San Marino Grand Prix 1994 dan merupakan pahlawan balap Hamilton semasa kecilnya, menang di tempat itu enam kali termasuk lima kali berurutan untuk McLaren antara 1989-1993. "Saya selalu memikirkan Ayrton Senna yang menang di sini beberapa kali dan untuk dapat menang di sini amat menakjubkan," kata Hamilton, yang unggul tiga poin atas pembalapFerrari, Kimi Raikkonen, dalam urutan klasemen sementara pembalap. "Saya tidak akan mengatakan tahun depan datang ke sini untuk tidak menang. Saya mengincar kemenangan dan datang lagi ke sini untuk menang. Segala sesuatunya dapat terjadi ddan saya berharap meraih hal spesial di Monaco," katanya. Era Baru Pada Minggu petang, ketika Hamilton membayangkan kemenangan Senna saat ia masih berusia enam tahun, banyak orang menyaksikan bahwa era baru sedang terjadi di Sirkuit Monaco. Hamilton yang meluncur dari posisi gerak awal ketiga dan sempat menyenggol batas penghalang lintasan yang licin karena hujan, masih dapat unggul hingga bendera finish dikebutkan. "Lewis menang mengagumkan di Monte Carlo, " kata bos tim saingannya Frank Williams, "Balapan itu amat menegangkan, penuh tekanan dan banyak tembok. Pembalap butuh ketenangan agar tetap mampu mengontrol perlombaan." "Michael Schumacher mendominasi perlombaan di sini," kata Williams," Dan era itu sudah berakhir. Lewis memiliki karakter dan kemampuan untuk memenangi perlombaan di Monaco. Ia sedang bangkit." Jackie Stewart, juara tiga kali di Monaco, bergabung untuk memuji pembalap muda itu. "Tidak ada alasan untuk mengatakan tidak," katanya ketika diminta komentarnya apakah Hamilton dapat mengikuti jejak Senna untuk menang berurutan di Monaco. "Ia masih berusia 23 tahun dan ia masih memiliki banyak waktu. Ia pun membalap untuk salah satu tim terbaik di dunia," katanya. "Saya pendukungnya dan ia masih akan berjuang dalam waktu lama," kata Stewart, yang juga pernah menang di Monaco pada musim kedua keikutsertaannya dalam perlombaan itu. Martin Whitmarsh, kepala eksekutip McLaren, juga mengomentari pembalap itu. "Saya kira Lewis sudah pernah menang di sini dalam lomba Formula 3, GP2 dan sekarang F1, jadi ia sebenarnya sudah menang di Monaco, tiga kali," katanya kepada wartawan. "Dalam kesertaannya balap di sini sebanyak empat kali, ia sudah memenanginya tiga kali dan sekali di urutan kedua. Jadi rekornya tidak jelek di Moinaco," katanya dikutip Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008