Banjarmasin (ANTARA News) - Ketua Umum Forum Bahasa Media Massa (FBMM), TD Asmadi mengakui bahwa pengunaan bahasa Indonesia oleh para wartawan di media massa belum baik kalau dilihat dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Akibat penggunaan bahasa Indonesia yang belum baik itulah yang melatarbelakangi dibentuknya FBMM ini, kata TD Asmadi kepada pers di sela-sela sebagai pembicara pada penyuluhan bahasa Indonesia bagi kalangan wartawan dan redaktur media cetak dan media elektronika se Kota Banjarmasin, di Banjarmasin, Selasa. FBMM itu dibentuk tanggal 31 tahun 2002 oleh sembilan orang yang berasal dari sembilan media massa di Jakarta, seperti harian Kompas, Majalah Tempo, harian Republika, kantor berita nasional ANTARA, harian Pikiran Rakyat, serta majalah Matra. Maksud pembentukan forum itu agar bisa memperbaiki pengunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan cara memberikan penyuluhan ke seluruh wartawan media massa. Sosialisasi tersebut baik melalui penyuluhan atau pelatihan-pelatihan kerjasama antara FBMM dengan pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Diknas), serta para lembaga media massa itu sendiri. Diskusi-diskusi mengenai bahasa Indonesia di media massa tersebut, sudah seringkali dilakukan, seperti di harian Kompas, majalah Gatra, kantor berita ANTARA, atau di televisi swasta RCTI dan SCTV, tambahnya. Pembentukan FBMM juga terus dikembangkan, tadinya hanya ada di Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa kini sudah menyebar di 14 daerah lainnya, untuk Kalimantan saja tinggal provinsi Kaltim yang belum dibentuk FBMM ini. Sementara di Sumatera, ada di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Propinsi Riau, katanya dalam penyuluhan di Banjarmasin hasil kerjsama dengan PWI Kalsel dan kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kalsel. "Pokoknya melalui FBMM ini kita sebagai pekerja media massa, harus membela bahasa Indonesia dan berusaha menciptakan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar," kata tokoh pers yang pernah menjadi wartawan dan Ketua Bahasa harian Kompas yang pensiun tahun 2003 ini. Dalam penyuluhan yang diikuti puluhan wartawan Banjarmasin tersebut, mengetengahkan berbagai materi yang disampaikannya, antara lain teori menulis berita, praktik menulis berita, teori menulis feature serta praktik menulis feauture. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008