Manado (ANTARA News) - Antrian warga yang hendak membeli minyak tanah masih terjadi di sejumlah tempat di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Pemantauan ANTARA, di sejumlah pangkalan minyak tanah seperti di Desa Paniki Baru Kecamatan Talawaan, Minut dan Kelurahan Paal 2 Manado, Selasa, nampak warga dengan membawa galon antri untuk mendapatkan bahan bakar tersebut. Di pangkalan Desa Paniki Baru, warga yang umumnya adalah ibu rumah tangga (IRT), harus membawa kartu identitas yang dikeluarkan pemerintah desa setempat agar dapat dilayani di pangkalan. Grace, seorang IRT mengatakan, kalau tidak membawa kartu identitas dari Pemerintah Desa, maka warga tidak akan mendapatkan bahan bakar yang dibutuhkannya karena tidak akan dilayani. "Langkah ini tentunya membantu masyarakat, agar minyak tanah itu benar-benar tepat sasaran yakni dibeli oleh warga setempat," katanya sambil menambahkan, bila anda tidak memiliki kartu tersebut dapat mengambilnya ke pemerintah setempat. Menurut ibu empat anak itu, kendatipun sudah mengantongi kartu, warga tidak boleh seenaknya membeli sebanyak-banyaknya sebab oleh pangkalan telah dibatasi dalam setiap pembelian. Setiap kepala keluarga hanya dapat membeli minyak sebanyak enam liter atau mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya yang delapan liter. "Informasi yang diperoleh, penurunan pembatasan itu dilakukan sebab pangkalan tersebut hanya mendapatkan sekitar 2.500 liter dari Pertamina, sedangkan jumlah kepala keluarga di desa itu cukup banyak, sehingga pembelian dikurangi agar seluruh warga bisa mendapatkan bahan bakar itu," katanya. Eda, seorang IRT lainnya mengatakan, minyak tanah sebanyak enam liter masih terasa kurang untuk dipakai sehari-hari, sebab pasokan bahan bakar di desa tersebut hanya sekali dalam tiga minggu. "Diharapkan, Pertamina dapat memperpendek interval waktu pasokan atau menambah kuota minyak tanah di desa itu agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya. Sementara itu, di pangkalan yang berada di Kelurahan Paal 2 Manado, antrian panjang warga sekitar 20-30 meter terjadi untuk mendapatkan minyak tanah. Jemi, seorang warga mengatakan, kendatipun harus menunggu lama, namun dirinya rela antri untuk mendapatkan minyak tersebut guna dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008