Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, melemah 16 poin menjadi Rp9.326/9.335 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.310/9.322, karena pelaku melakukan aksi lepas rupiah. "Aksi lepas rupiah itu terjadi untuk meraih keuntungan setelah dua hari berturut-turut mata uang Indonesia itu menguat hingga sempat di bawah angka Rp9.300 per dolar AS," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Kamis. Menurut dia, koreksi terhadap rupiah hari ini dinilai wajar, setelah menguat, karena pelaku melakukan aksi profit-taking untuk mendapat "gain". Apalagi dolar AS di pasar regional juga menguat terhadap yen maupun euro, setelah keluarnya data pesanan barang AS yang menguat, katanya. Rupiah, menurut dia, masih berpeluang untuk menguat kembali, karena otoritas moneter (BI) menginginkan mata uang Indonesia berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS. Rupiah pada posisi di bawah angka tersebut dinilai cukup aman dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi yang cenderung tinggi, dan kenaikan suku bunga yang sangat memungkinkan, ucapnya. Apalagi lanjut dia, Bank Indonesia juga ingin menaikkan suku bunga acuannya untuk menjaga investor asing tetap bermain di pasar sehingga pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh dengan baik. Apabila BI menaikkan suku bunga acuannya maka selisih bunga rupiah terhadap dolar AS akan semakin besar, katanya. "Kami optimis rupiah akan kembali membaik hingga menyentuh angka Rp9.300 per dolar AS, karena penurunan rupiah saat ini hanya sementara," tambahnya. Sementara itu, dolar AS terhadap yen mencapai 104,72, euro menjadi 1,5651 dan euro terhadap yen naik 0,1 persen menjadi 163,91. "Dengan masuknya BI ke pasar melakukan intervensi maka peluang rupiah untuk kembali menguat akan semakin besar," ucapnya. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008