Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengaku kesulitan menjamin tidak ada pemadaman listrik menyusul ketimpangan antara pasokan dan permintaan yang semakin besar. Wakil Dirut PLN Rudiantara dalam jumpa pers bersama PLN dan PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Jumat mengatakan, sejak krisis tahun 1997, tambahan kapasitas pembangkit listrik baru hanya berkisar 2.000-3.000 MW yang tidak cukup menutupi pertumbuhan permintaan rata-rata enam persen per tahun. "Cadangan daya PLN terus turun hingga terakhir tinggal 25 persen. Idealnya, mencapai 40 persen," ujarnya. Menurut Rudi, cadangan daya akan meningkat setelah mulai beroperasinya pembangkit berbahan bakar batubara berkapasitas 10.000 MW tahun 2009 mendatang. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal mengatakan, pembelian BBM PLN tahun 2008 mengalami peningkatan. Sampai April 2008, konsumsi BBM PLN dari Pertamina sudah mencapai 3,652 juta kiloliter atau 42,24 persen dari kuota yang disepakati 8,645 juta kiloliter. Faisal menambahkan, pihaknya dan PLN telah menyepakati tambahan BBM di luar kuota menggunakan harga komersial. "Kami juga telah sepakat membentuk tim koordinasi guna menjamin kelancaran pasokan," katanya. Setelah sejak Senin (26/5) mengalami pemadaman bergilir, PLN menjanjikan pada malam ini tidak terjadi lagi. Direktur Jawa dan Bali PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, mulai Kamis (29/5) malam sistem Jawa-Bali sudah mendapat tambahan PLTU Paiton Unit VIII sebesar 600 MW. Setelah itu, pada Senin (2/6), pasokan listrik akan bertambah karena PLTGU Tambak Lorok dan Muara Tawar bisa beroperasi normal setelah mendapat tambahan BBM. Dirut PT Indonesia Power Tonny Agus Mulyantono mengatakan, akibat kenaikan harga BBM, konsumsi listrik juga mengalami peningkatan akibat pelanggan bisnis dan industri yang sebelumnya menggunakan BBM beralih ke listrik PLN. "Kami akan melakukan operasi pengendalian beban guna mengatasi terulangnya kejadian ini," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008