Semarang (ANTARA) - Lifter remaja asal Malaysia Mohammad Aniq mengaku sangat mengidolakan lifter Indonesia Eko Yuli Irawan dan Surahmat sebagai lifter dunia favoritnya.

"Wah, saya kagumi Eko lah. Dia kuat sekali. Kalau kelas 55 kilogram ada Surahmat. Mereka macam dewa (kekuatannya)," kata Aniq saat ditemui di GOR Tri Lomba Juang, Semarang, Minggu.

Atlet asuhan pelatih asal Lampung Yon Haryono ini pun suatu saat ingin mengikuti jejak Eko yang sudah berhasil meraih medali olimpiade.

Namun untuk agenda terdekat, Aniq hanya ingin fokus di SEA Games Filipina dan berharap bisa bertanding dengan maksimal.

Dalam kejuaraan "2nd Indonesia International Weightlifting Championships" yang berlangsung di Semarang, Aniq berhasil menyabet tiga medali emas di nomor 55kg Youth Putra.

Ia berhasil mengungguli lifter-lifter Indonesia dengan capaian angkatan yang selisih jauh.

Atlet asal Johor ini berhasil melakukan angkatan snatch seberat 103kg, clean and jerk 138kg, dan total angkatannya mencapai 241kg.

Sementara peringkat kedua yaitu Handoko, atlet asal Bandung, menyelesaikan angkatan beban 92kg snatch, 110kg clean and jerk, dan total 202kg.

Lalu peringkat ketiga yaitu Erlangga dari Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta mengangkat beban 81kg di snatch, 110kg clean and jerk, dan total 191kg.

Menurut penuturan pelatihnya, Yon Haryono, capaian Aniq tersebut sangat mencengangkan karena sudah melampaui rekor atlet senior Malaysia yang dicatatkan pada kejuaraan senior Asia di China tahun 2018.

"Dia sudah melampaui yang senior di angkatan clean and jerk 137 kilogram, atas nama Muhamad Wafi. Dia dapat medali perak. Sekarang Aniq malah bisa angkat 138 kilogram," tutur mantan pelatih Eko Yuli ini.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019