Semarang (ANTARA) - Atlet angkat besi remaja asal Malaysia Mohammad Aniq menuturkan bahwa ia mempersembahkan kemenangan pertamanya di ajang kejuaraan angkat besi internasional untuk kakak laki-lakinya yang kini lumpuh.

"Medali ini saya khususkan untuk abang, yang sempat kecelakaan dan tidak bisa bertanding lagi," ujar Aniq usai menerima medali emas di GOR Tri Lomba Juang Semarang, Minggu.



Aniq, yang menjuarai nomor 55kg Youth Putra "2nd Indonesia International Weightlifting Championships", sempat menahan tangis saat menuturkan hal tersebut kepada awak media yang mewawancarainya.

Ia mengaku sangat terdorong untuk memenangi kejuaraan ini saat mengingat abangnya, yang juga atlet angkat besi nasional Malaysia, harus duduk di kursi roda hingga akhir usianya akibat kecelakaan sepeda motor.

"Medali ini untuk orang tua, teman-teman, juga abang yang sudah mendorong dan menjadi semangat saya," katanya menambahkan.

Sementara itu, pelatih Aniq yaitu Yon Haryono menuturkan bahwa kakak Aniq yang kini berusia 19 tahun terpaksa menyudahi karirnya sebagai atlet angkat besi nasional Malaysia akibat kerusakan syaraf pinggul hingga kakinya dalam kecelakaan tidak lama usai Idul Fitri 2019.

"Kasihan ya sebetulnya, dia jadi tidak bisa bertanding lagi karena sudah tidak bisa berjalan. Semoga Aniq bisa meneruskan cita-cita kakaknya," tutur pria asal Lampung ini yang juga mantan pelatih Eko Yuli Irawan.

Yon yang sudah melatih Aniq selama dua tahun sejak usia 15 tahun, mengaku bangga dengan hasil yang didapat Aniq karena kemenangan tersebut merupakan yang pertama kalinya ia dapatkan dalam karir angkat besinya.

"Dia belum pernah menang di Malaysia apalagi internasional, ini kejuaraan pertama yang dia ikuti," katanya menambahkan.

Dalam kejuaraan internasional yang berlangsung pada 20 Agustus-5 September ini, Aniq berhasil menyabet tiga medali emas di nomor 55kg Youth Putra.

Ia berhasil mengungguli lifter-lifter nasional dengan capaian angkatan yang selisih jauh.

Atlet asal Johor ini berhasil melakukan angkatan snatch seberat 103kg, clean and jerk 138kg, dan total angkatannya mencapai 241kg.

Sementara peringkat kedua yaitu Handoko, atlet asal Bandung, menyelesaikan angkatan beban 92kg snatch, 110kg clean and jerk, dan total 202kg.

Lalu peringkat ketiga yaitu Erlangga dari Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta mengangkat beban 81kg di snatch, 110kg clean and jerk, dan total 191kg.

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019