Jerusalem, (ANTARA News) - Israel akan membangun 884 rumah lagi di Jerusalem timur, kata kementerian perumahan negara Yahudi itu di sini pada Minggu. Langkah ini tampaknya akan membuat marah rakyat Palestina yang menuntut Jerusalem timur sebagai ibukota negara yang dijanjikan. "Setelah sidang kabinet mingguan (Minggu) kami akan membuka tender untuk pembangunan 121 unit rumah di Har Homa dan 763 lainnya di Pisgat Zeev," kata jurubicara kementerian perumahan, Eran Sidis, kepada AFP. Dua pemukiman yang terletak di Jerusalem timur Arab, yang dikuasai Israel dan dianeksasi setelah perang 1967, yang dituntut rakyat Palestina sebagai ibukota negara mereka dalam perundingan perdamaian yang dihidupkan kembali yang didukung oleh Amerika Serikat (AS). "Tawaran-tawaran ini telah diterbitkan pada kesempatan Hari Jerusalem, dalam kaitan peringatan tahun ke 41 penyatuan kembali kota itu," kata Sidis, menyitir pendudukan Israel terhadap Jerusalem timur pada Perang Enam Hari. Walikota Jerusalem Uri Lupolianski mempertahankan tindakan itu, seraya mengatakan kepada radio swasta, bahwa hal itu perlu dilakukan untuk mengatasi `kebutuhan penting perumahan bagi warga Yahudi.` Har Homa, yang terletak di sekitar kota Tepi Barat yang diduduki, Bethlehem, telah menjadi sumber sengketa sejak pembangunannya pada akhir tahun 1990-an. Kontroversi atas Har Homa menjadi persoalan, hanya kurang dari sepekan setelah kedua pihak, Palestina dan Israel, melancarkan kembali perundingan perdamaian resmi di kota AS, Annapolis, pada November. Israel berencana akan membangun lebih dari 300 unit rumah baru di sana. Perencanaan perluasan terakhir bahkan terjadi pada malam menjelang rencana pertemuan antara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang berjanji akan berusaha menciptakan kesepakatan perdamaian secara penuh pada Januari 2009. Kedua pihak telah mengadakan beberapa kali pertemuan sejak perundingan-perundingan perdamaian diluncurkan kembali, di konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Presiden AS George W. Bush, tetapi hanya mencapai kemajuan yang sangat kecil sejak itu. Rakyat Palestina telah berulangkali meminta agar perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat termasuk Jerusalem timur, yang menjadi penghambat tercapainya kesepakatan perdamaian, dihentikan. Israel berpendapat seluruh Jerusalem sebagai ibukota tak bisa dibagi dan bersikeras akan melanjutkan pembangunan blok-blok pemukiman terbesar Yahudi di sektor timur kota dan di Tepi Barat. Peluang-peluang itu menurut mereka akan dicapai dalam satu perjanjian sebelum Bush meninggalkan kantornya di gedung Putih, pada Januari 2009, di tengah-tengah tuduhan korupsi baru Olmert yang terancam tergusur dari kursi perdana menteri. Pada Senin, Olmert akan bertolak ke AS untuk kunjungan selama tiga hari di mana dia diperkirakan akan membicarakan masalah proses perdamaian dengan pemimpin Palestina dan perundingan-perundingan kembali dengan Suriah(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008