Arequipa, Peru (ANTARA News) - Dirjen Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Pascal Lamy, Minggu, mengatakan negara maju dan berkembang tetap dapat menggunakan putaran Doha untuk perundingan kesepakatan perdagangan dunia tahun ini. "Saya tetap percaya akan dua kali lipat tahun ini," kata Lamy kepada Reuters, di sela pertemuan dengan para menteri perdagangan dari 21 negara Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, selatan kota Peru. "Kita tahu bagaimana mencapainya. Kita perlu melintasi jembatan subsidi pertanian, tarif industri, dan tarif pertanian sesegera mungkin saat ini karena di sisi lain kita akan memiliki cukup waktu untuk melintasi jembatan ini untuk sampai di jalan." Negosiasi Doha untuk menghapus berbagai hambatan perdagangan dunia kini sudah berjalan tujh tahun namun menghadapi ujian penting dalam beberapa pekan kedepan, karena pemilihan presiden AS mungkin menyebabkan penundaan sampai setahun. Para menteri APEC, Minggu, mengusulkan manifesto di Arequipa yang menyerukan perundingan untuk maju selangkah untuk menyangga putaran yang timpang. Putaran perundingan itu memiliki percikan dan tambahan momentum waktu sejak diluncurkan November 2001, selalu terganjal oleh [ercedaan antara negara maju dan sebagian besar negara berkembang seperti China dan India. "Kita telah membicarakan mengenai hal ini selama bertahun-tahun dan kini sesuatu di meja dengan beberapa penyesuaian dapat diwujudkan dan saya fikir tidak ada jalan yang pendek untuk menukar ambisi dan waktu," kata Lamy. Perundingan yang intensif tahun ini telah membantu mendorong perundingan, terutama di peraoalan pertanian yang menjadi kunci dari putaran perundingan. Di barang-barang industri, kalangan diplomat mengatakan anggota WTO pada akhirnya mulai serius. Lamy mengatakan negara yangmengalami kemajuan dan seluruh aktor yang siap untuk membahas permasalahan yang tersisa, termasuk wilayah aturan anti-dumping, subsidi perikanan, jasa dan barang-barang yang terkait lingkungan. "Apakah ini berarti ada jaminan berhasil? tidak. Ini tetap perlu perundingan dan kita tetap harus berusaha," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008