Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dinilai lamban dalam penanganan persoalan Ahmadiyah sehingga menimbulkan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok tertentu di Lapangan Monas pada Minggu (1/6). "Kita harapkan Pemerintah jangan lamban terkait persoalan ini," kata Anggota Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (BPD) DPR RI Nursyamsi Nurlan kepada pers di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin. Dia mengemukakan, jika Pemerintah masih bersikap lamban, maka dikawatairkan bentrokan antarkelompok masyarakat akan terjadi kembali. Padahal persoalannya adalah keputusan dan sikap Pemerintah terkait Ahmadiyah. Status Ahmadiyah kepentingan politik jelang Pemilu 2009 "Pemerintah sudah mengatakan akan menyelesaikan ketentuan mengenai status Ahmadiyah. Tetapi lamban sekali hingga timbul ketidakpastian di masyarakat," katanya. Kelambanan sikap Pemerintah itu, kata Nursyamsi Nurlan, menimbulkan munculnya kepentingan politik menjelang Pemilu 2009. "Persoalan ini akan mengarah pada kepentingan politik menjelang Pemilu 2009," katanya. Polisi telah mengidentifikasi lima tersangka dalam insiden Monas ketika ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi massa lainnya menyerbu massa Aliansi Kebangsaan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). "Ada lima orang yang dapat dikategorikan sebagai tersangka," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Komjen Bambang Hendarso Dahuri kepada wartawan di Mabes Polri Jakarta, Senin. Menurut Bambang, kelima tersangka itu kini sedang dicari baik oleh Bareskrim Polri maupun Polda Metro Jaya agar dapat diperiksa. Komando Laskar Islam salahkan AKKBB Sementara itu, Komando Laskar Islam menyatakan bahwa penyerbuan terhadap pendukung Ahmadiyah atau "Insiden Monas" pada Minggu (1/6) siang adalah bukan tujuan awal mereka, melainkan karena diprovokasi oleh anggota Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB). Dalam konferensi pers yang digelar di kantor Front Pembela Islam (FPI) di Jakarta, Senin, Komando Laskar Islam mengeluarkan apa yang mereka sebut fakta di lapangan yang menyebabkan terjadinya insiden yang menyebabkan belasan orang dirawat di rumah sakit karena bentrokan. "Berdasarkan fakta-fakta yang kami kumpulkan di lapangan, insiden Monas terjadi akibat provokasi dari pihak pendukung Ahmadiyah yang menamakan dirinya AKK-BB. Maka merekalah yang semestinya dimintai pertanggungjawaban," kata Panglima Komando Laskar Islam, Munarman. Ia menyebutkan, aksi Laskar Islam di Monas seyogyanya merupakan aksi pengamanan terhadap demonstrasi penolakan kenaikan BBM, namun beberapa kejadian menyebabkan terjadinya bentrokan tersebut. "Dalam insiden tersebut ada pendukung Ahmadiyah yang mempersenjatai diri dengan senjata api. Itu menjadi bukti bahwa aksi mereka bukan untuk damai, tetapi memang sengaja ditujukan untuk kerusuhan," kata Munarman.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008