Jakarta (ANTARA News) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menyatakan penyeselan atas tindak kekerasan yang dilakukan kelompok massa yang beratribut Front Pembela Islam (FPI) terhadap peserta apel akbar Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), di Silang Monas, Jakarta, Minggu (1/6). Dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, Ketua Umum KNPI Hasanuddin Yusuf menegaskan, tindak kekerasan oleh kelompok massa yang beratribut FPI sangat tidak dibenarkan di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang menjunjung tinggi hukum dan nilai Ketuhanan dan persatuan. Menurut Hasanuddin, Islam adalah agama yang tidak mengajarkan kekerasan karena Islam adalah agama yang "Rahmatan lil Alamin" (membawa rahmat di dunia). "Allah menciptakan makhluknya berbeda-beda itu bukan untuk saling memusuhi atau membenci namun untuk saling mengenal dan memahami perbedaan itu," katanya. Hasanuddin yang juga Ketua Umum Partai Pemuda Indonesia (PPI) ini menambahkan, sangat ironis bahwa kekerasan itu muncul di saat bangsa Indonesia sedang memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945. "Negara Indonesia yang kita cintai ini didirikan atas konsep semua untuk semua bukan satu untuk semua. Jadi tidak ada yang merasa minoritas dan tidak ada juga yang boleh merasa mayoritas," ujarnya. Dengan demikian, katanya, "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua" adalah berbeda-beda tetap satu. Hasanuddin menilai, peringatan 63 tahun lahirnya Pancasila di Monas, Jakarta, telah dinodai dengan cara-cara kekerasan apalagi mengatasnamakan agama. "KNPI meminta agar pemerintah mengambil tindakan hukum kepada pihak yang terlibat dalam pelaku kekerasan karena negara ini adalah negara beradab berlandaskan hukum dan bukan negara Barbar yang seenaknya melakukan kekerasan," sarannya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008