Surabaya (ANTARA News) - Puluhan aktivis eksponen 1998 dan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 2008, membentuk Petisi Kebangkitan Nasional 2008 (Pekik NasI 08) di halaman Fakultas Fisip Unair, Selasa. Koordinator Pekik NasI 08, Joko Santoso mengemukakan, esensi dari gerakan reformasi yang telah berjalan hingga 10 tahun ini belum terwujud. "Ini merupakan kegagalan reformasi. Banyak persoalan di negeri ini yang belum diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah, mulai dari persoalan BBM, Migas, buruh dan banyak lagi," katanya. Kekuatan Reformasi dan kelompok anti Reformasi Selain itu, kata dia, esensi dari reformasi yang belum terlaksana hingga kini yakni penegakan hukum, peningkatan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial di masyarakat. Mendapati hal itu, puluhan tokoh dan Aktivis eksponen 98 bergabung dengan mahasiswa 2008 Unair, membentuk Kaukus Kebangkitan Nasional dan menggulirkan Pekik NasI 2008 terkait sejumlah tuntutan. Adapun tuntutan tersebut diantaranya agar pemerintah menghentikan kenaikan harga BBM dan pulihkan kemandirian bangsa dalam perikehidupan dunia, singkirkan antek-antek dan produk-produk perundangan neoliberal dari pemerintahan dan negosiasi ulang seluruh kontrak-kontrak sumber daya alam. Nasionalisasi kembali aset-aset strategis bangsa dan pembentukan Dana Stabilisasi Nasional untuk kesejahteraan sosial seluruh rakyat Indonesia. Hadir dalam kesempatan itu para aktivis 1998 diantaranya Arif Budiman, mantan mahasiswa Fisip Unair yang kini menjadi anggota KPUD Jatim, Windiarto mantan mahasiswa Fisip Unair yang pernah menjabat Ketua BM PAN Jatim, Joko Susilo mantan mahasiswa Fisip Unair yang kini menjadi dosen di Unair dan masih banyak lagi. "Petisi ini berupa tuntutan kepada pemerintah agar segera melakukan perubahan disegala lini, agar Indonesia ke depan lebih baik," katanya menambahkan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008