Jayapura (ANTARA News) - Pastor Dr Neles Tebay dikukuhkan menjadi Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) "Fajar Timur" Abepura, Jayapura, Papua menggantikan pejabat lama Drs Albertus Heryanto,M.Hum yang akan melanjutkan studinya di bidang Antropoligi di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Pengukuhan Pastor Neles menjadi Ketua STFT Fajar Timur berlangsung di kampus "Yerusalem Baru", Abepura, Jayapura, Sabtu melalui perayaan ibadah Misa Syukur yang dipimpin Ketua Yayasan STTK, Uskup Dr Leo Laba Ladjar,OFM dan dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari pejabat lama Drs Albertus Heryanto,M.Hum kepada pejabat baru yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Uskup (Vikaris Jenderal) Keuskupan Jayapura dan staf pengajar sekolah tinggi itu. Pastor Neles memimpin perguruan tinggi ini terhitung mulai 7 Juni 2008 hingga 6 Juni 2012. "Keputusan pengangkatan Pastor Neles Tebay merupakan sebuah keputusan yang tepat apalagi yang bersangkutan memiliki reputasi di bidang akademis, sosial dan keagamaan yang tidak diragukan lagi," kata Albertus Heryanto. Pihaknya percaya, STFT Fajar Timur di bawah kepemimpinan Pastor Neles Tebay akan berkembang semakin pesat dan berperan lebih baik lagi dalam lingkungan masyarakat dan Gereja. Dia mengakui, seorang pemimpin selalu berhadapan dengan dua bahaya yaitu arogansi dan bahaya mengatur sendiri. Bahaya itu, lanjutnya dapat dihindari jika seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinan dalam semangat kolegialitas, walaupun tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Pastor Neles Tebay dalam sambutan kepemimpinanya menyadari bahwa dirinya belum memiliki banyak pengalaman di bidang kepemimpinan namun berkat kepercayaan para Uskup Gereja Katolik se-tanah Papua dan kerjasama semua civitas akademika STFT Fajar Timur serta dukungan berbagai pihak, maka dirinya akan mampu memimpin lembaga pendidikan kaum intelektual dan calon pemimpin Gereja Katolik masa depan di tanah Papua. "Saya mengharapkan agar STFT Fajar Timur dapat dikenal oleh masyarakat luas melalui hasil karya ilmiah para dosen dan mahasiswa. Untuk itu kita harus memulai dengan kegiatan ilmiah menulis di berbagai jurnal dan menulis buku," katanya. Uskup Dr Leo Laba Ladjar,OFM berterimakasih kepada pejabat lama Drs Alebrtus Heryanto yang telah memimpin lembaga pendidikan tinggi ini selama kurang lebih dua tahun dan dia melepaskan jabatan ini karena harus melanjutkan studinya di bidang Antropologi Sosial di UGM Yogyakarta. "Lembaga pendidikan STFT Fajar Timur diwajibkan pemerintah untuk membuka program studi kedua yaitu Antrolpologi Sosial sehingga Albertus harus melanjutkan pendidikannya di bidang Antropologi Sosial sehingga sekembalinya ke STFT ini, dapat memulai dengan program studi itu," katanya. Intelektualis berhati nurani! Uskup Leo meminta Pastor Neles Tebay yang mulai memimpin STFT ini agar tekun mendampingi para mahasiswa yang bakal menjadi pemimpin Gereja masa depan dan pemimpin masyarakat dikemudian hari. "Pendidikan intelektual yang tinggi harus pula dibarengi dengan pendidikan hati nurani yang bermutu agar kita mendapatkan calom pemimpin gereja dan masyarakat yang berkualitas, berintegritas karena memiliki otak yang cerdas dan hati nurani yang bersih," kata Uskup Leo. Hadir pada kesempatan itu antara lain Ketua Umum Persatuan gereja-Gereja Baptis se-tanah Papua, Pdt Socratez Sofyan Yoman, Ketua Persekutuan Gereja-gereja di tanah Papua, Pdt Herman Saud serta para wartawan dari berbagai media massa karena Pastor Neles merupakan mantan wartawan The Jakarta Post. Pastor Neles Tebay seorang putra asli Papua yang dilahirkan di Nabire, 13 Februari 1964. Tahun 1983-1990 stusi di Seminari Tinggi antardiosesan di STFT Fajar Timur, kampus "Yerusalem Baru" Abepura. Tahun 1995-1997 belajar di East Asian Pastoral Institut-Ateneo, Universitas Manila, Philipina dan melanjutkan studi di Universitas Kepausan Urbanianum-Roma. Tahun 2000 menggondol gelar Doktor Misiologi pada Universitas Kepausan itu. Pastor Neles pernah menjadi wartawan The Jakarta Post (1998-2000) dan sebelumnya wartawan Tifa Irian (1984-1994). Hingga kini menulis banyak artikel tentang khusus tentang Papua di berbagai media massa cetak di Tanah Air.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008