Washington,(ANTARA News) - Iran meminta Dewan Keamanan PBB mengambil sikap atas ancaman Israel yang akan menyerang pusat nuklir mereka jika Teheran tetap melanjutkan pengayaan uranium. Hal itu terungkap dalam surat yang dikirim pada Sabtu oleh Duta Besar Iran untuk PBB Mohammad Khazaee. Sebelumnya, harian Israel mengutip Menteri Transportasi Israel, Shaul Mofaz, Jumat, yang menyebutkan bahwa serangan terhadap Iran tampaknya "tidak terhindarkan". "Ancaman berbahaya seperti itu terhadap kedaulatan sebuah negara dan anggota PBB, merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar dari Piagam PBB dan oleh karena itu memerlukan reaksi yang jelas dan tepat dari PBB, terutama DK PBB," kata surat Khazaee kepada Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang bertanggal 6 Juni. Iran selama in menentang tekanan barat untuk menghentikan proses pengayaan uraniumnya. Teheran menyebut teknologi nuklirnya untuk tujuan damai dan energi listrik. Teheran juga mengancam untuk membalas Israel jika diseran. Israel diyakini sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Ancaman dari Mofaz adalah hal yang paling nyata dari anggota kabinet Ehud Olmert. Dalam suratnya Khazaee mengatakan bahwa sejarah kegagalan keputusan-keputusan DK PBB kepada Israel "telah memberi semangat Israel untuk terus melanjutkan dan bahkan meningkatkan tingkah laku dan kebijakannya yang melanggar hukum". Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir tapi tidak pernah melakukan konfirmasi kepada publik. Khazaee mengatakan bahwa hal itu "merupakan ancaman serius dan paling penting bagi dunia dan kawasan."(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008