Bandarlampung (ANTARA News) - Para penggemar kejuaraan sepak bola Piala Eropa (Euro) 2008 di perdesaan Provinsi Lampung mengaku kecewa karena tidak bisa menikmati secara langsung tayangan pertandingan sepakbola itu melalui televisi lantaran tidak bisa ditangkap siarannya melalui antena parabola. "Kami sangat kecewa tidak bisa menonton Euro 2008 melalui televisi, karena di desa kami siaran TV hanya bisa ditangkap melalui bantuan antena parabola. Tapi, ternyata siarannya kosong saat pertandingan sepak bola itu berlangsung," kata Abadi, warga Kampungbaru, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Selasa. "Kami sudah tiga malam ini mencoba mengutak-atik antena supaya bisa nonton bola itu, tapi tetap gagal," kata pensiunan guru Sekolah Dasar (SD) yang tinggal di desa pantai dan perbukitan yang berjarak sekitar 65 km dari Kota Bandarlampung itu. Sejumlah pemuda di sana menyatakan, dengan menggunakan antena UHF biasa di perkotaan, siaran langsung sepak bola Euro 2008 bisa ditonton pada tiga stasiun televisi, yakni RCTI, TPI, dan Global TV, sedangkan di perdesaan yang menggunakan antena parabola saat siaran langsung acara itu dimulai layarnya nampak kosong atu seperti diacak. "Kami sedih tidak bisa menyaksikan langsung siaran sepak bola Euro 2008, kalau cuma siaran ulang dan melihat siaran berita dan ulasannya kurang seru," kata pemuda setempat, Yanto. Pada pertandingan sepak bola Euro 2008 antara juara dunia Piala Dunia, Prancis melawan Belanda, Selasa (10/6) dini hari, yang dimenangkan Belanda 3-0, warga di kawasan Telukbetung, Kota Bandarlampung sempat kecewa karena pada saat yang menegangkan itu, tiba-tiba aliran lisrik PLN padam. "Tadi pagi lagi asyik-asyikya nonton, tiba-tiba listrik padam sekitar lima menit, ketika pertandingan memasuki sekitar menit ke 75," kata A`an, yang mengaku setiap malam ikut nonton bareng (nobar) Euro 2008 menggunakan layar lebar bersama tetangganya. Kejuaraan sepak bola Euro 2008 diikuti tim nasional 16 negara, berlangsung selama sekitar tiga pekan, 7-30 Juni 2008. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008