Osaka, Jepang (ANTARA News) - Negara-negara industri terkemuka dunia dijadwalkan akan menangani harga minyak yang melonjak pada pertemuan dua hari menteri-menteri keuangan (Menkeu) Kelompok Delapan (G8) yang dimulai Jumat (13/6). Meroketnya harga bahan bakar dan pangan, yang menyulut kekhawatiran melonjaknya inflasi, akan mendominasi pembicaraan G8 yang diselenggarakan di Osaka, dengan perubahan iklim dan pembangunan menjadi masalah penting, ketika para menteri itu akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan transfaransi dalam pasar minyak dunia. Deputi Menkeu Jerman Thomas Mirow, yang mewakili negaranya dalam pertemuan itu, mengatakan ia dan mitranya akan bergerak "untuk mengendalikan" harga minyak yang pada pekan lalu melonjak hingga tertinggi sepanjang sejarah hampir 140 dolar AS per barel. "Peningkatan dalam transparansi (harga minyak) diperlukan sekali," kata Mirow, Selasa. Komentar Mirow itu juga digemakan oleh sejumlah mitra G8-nya. Wakil Menkeu AS H. McCormack mengatakan Selasa bahwa para menteri kemungkinan akan fokus pada kebijakan jangkan menengah dan panjang, dengan mencoba mempengaruhi permintaan dan pasokan, termasuk mengembangkan sumber-sumber bahan bakar alternatif. Namun, tuan rumah konferensi, Menkeu Jepang Fukushiro Nukaga menyatakan pada pekan lalu bahwa G8 kemungkinan tidak bisa menghasilkan langkah-langkah segera untuk mengurangi harga minyak. Pertemuan Osaka itu, yang diselenggarakan sebelum konferensi tingkat tinggi G8 di pulau Hokkaido pada Juli, akan dihadiri oleh para menkeu delapan perekonomian terbesar dunia, AS, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Italia dan Rusia, serta mitra-mitra mereka dari China, Korea Selatan, Indonesia, Australia dan Thailand. Sejumlah anggota G8 mengindikasikan dukungan untuk rencana aksi guna membendung peningkatan harga minyak yang dipimpin oleh Presiden Prancis Nicholas Sarkozy, yang sedang meletakkan penekanan ekstra dalam peningkatan efisiensi energi. Berkaitan dengan hrga pangan yang tinggi, pembicaraan itu akan mengkaji kembali kemajuan yang dihasilkan dalam pertemuan bantuan kemanusiaan darurat, dan upaya untuk menjamin bahwa petani di negara-negara berkembang dapat meningkatkan akses untuk memperoleh bibit dan pupuk. Tidak ada indikasi bahwa Rusia akan mendukung pendanaan yang direncanakan untuk mendukung upaya negara-negara miskin dalam rangka mengurangi biaya pangan yang meningkat. Para menteri kemungkinan juga mendorong pemerintah untuk menghapuskan hambatan ekspor pangan dan menggandakan upaya untuk menyelesaikan ambisi Kesepakatan Doha pada 2008, kata McCormack. Di Osaka, G8 akan mengkaji kembali proses pembentukan Dana Teknologi Bersih, upaya yang didukung will Amerika Serikat, Jepang dan Inggris untuk mengurangi pertumbuhan rumah kaca emisi gas yang sangat cepat di negara-negara berkembang dengan membantu menyebarkan teknologi energi bersih yang lebih murah, bukan alternatif yang lebih kotor. Kantor berita DPA melaporkan, sejumlah anggota G8 lainnya diperkirakan akan menandatangani pendanaan tersebut. Pembangunan, khususnya di Afrika, merupakan tema kunci yang lain dari kepemimpinan Jepang dalam G8. Jepang ingin memfokuskan diskusi mengenai bagaimana mendukung pembentukan infrastruktur inter-regional, meningkatkan iklim investasi dan meningkatkan upaya sendiri untuk memperkuat pasar modal lokal. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008