Serang (ANTARA News) - Ratusan warga berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Banten di Serang, Kamis, menagih penyaluran kompor gas konversi dan memprotes PT Banten Global Development (BGD) karena terhentinya pelaksanaan penyaluran gas konversi minyak tanah tersebut. Para pengunjuk rasa yang terdiri dari warga dan para petugas penyalur dan pencacah penerima konversi itu, meminta BGD sebagai salah satu perusahaan daerah milik Pemprov Banten bertanggung jawab atas tersendatnya penyaluran kompor dan tabung gas gratis itu kepada warga di Banten. Sebab, menurut mereka provinsi lain berjalan lancar. "Target kompor gas yang akan dibagikan untuk warga di Banten sebanyak 700 ribu paket, tapi yang direalisasikan sampai saat ini hanya 120 ribu. Belum lagi honor kami sebagai petugas pencacah belum dibayarkan," kata koordinator aksi Syamsudin. Program konversi gas murah jadi mahal Menurut Syamsudin, pada Oktober hingga Desember 2007 lalu, kontrak BGD dengan Pertamina, akan mendistribusikan sekitar 700 ribu paket kompor dan tabung gas program konversi minyak tanah untuk wilayah Banten. Namun, hingga saat ini yang baru direalisasikan sekitar 120 ribu unit serta masih ada tunggakan honor pegawai pencacah Rp1,2 miliar. Sehingga, karena sebagian warga sudah mendapatkan, maka warga lainnya yang belum kebagian sering menanyakan ke pihak BGD, tapi jawabannya hanya janji dan hingga sekarang masih belum ada kelanjutnya. "Padahal program ini sudah berjalan hampir setahun lalu, kenapa di Banten tersendat padahal provinsi lainnya tetap lancar," kata Suhaeti (40) salah seorang diantara puluhan ibu rumah tangga pada aksi tersebut. Dalam aksi tersebut, warga yang datang ke kantor Gubernur Banten secara bergiliran berorasi meminta Gubernur Banten menindak tegas dan memberi peringatan kepada pihak BGD atas kinerja perusahaan daerah tersebut. Dalam aksi itu beberapa kali terjadi saling dorong dengan aparat keamanan karena para pengunjuk rasa ingin memaksa bertemu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Bahkan, salah seorang warga Cilegon bernama Hasan Basri diamankan polisi karena bersitegang dan terjadi saling tendang dengan aparat keamanan saat ingin memaksa masuk. Pihak BGD belum berhasil dikonfirmasi berkaitan dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan warga di Kantor Gubernur Banten tersebut.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008