Beijing, (ANTARA News) - Mayoritas habitat panda raksasa yang jumlahnya sekitar 1.400 ekor di China alami kerusakan akibat gempa yang melanda 12 Mei, demikian diungkapkan seorang pejabat senior Administrasi Kehutanan Negara (SFA). "Gempa berkekuatan 8,0 SR yang melanda baratdaya provinsi Sichuan pada 12 Mei merusak mayoritas habitat sejumlah hewan liar, termasuk panda, yang total kerusakan mencapai 1,9 juta hektar atau 83 persen total wilayah habitat panda," kata Yin Hong, pejabat senior SFA, seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Jumat. Dari total yang rusak, sebesar 8,3 persen habitat mengalami kerusakan sama sekali. "Hutan lebat yang mencakup wilayah itu saat ini berubah menjadi lahan gundul," kata Yan Xun, kepala mesin SFA. "Mengingat tumbuh-tumbuhan tidak ada, maka kehidupan lingkungan alami kerusakan parah". Menurut dia, pihaknya telah memindahkan 14 panda raksasa ke tempat aman yang berada di luar cagar alam, termasuk delapan panda yang akan dipertontonkan selama Olimpiade di Beijing, dan dua panda lainnya dikirim ke Taiwan sebagai hadiah. Rincian upaya rekonstruksi dan tata ruang perbaikan untuk habitat panda yang rusak saat ini masih dalam pembicaraan. Akibat gempa tersebut, seekor panda raksasa wanita berusia sembilan tahun yang selama ini tinggal di cagar alam Wolong ditemukan mati ketika terjadi gempa 12 Mei, dengan bangkainya ditemukan tertimbun. "Tim penolong berhasil menemukan bangkainya di reruntuhan kediaman panda pada Senin dan dievakuasi pada Selasa pagi," kata Li Desheng, Wakil kepala Pusat Perlindungan dan Penelitian Panda Raksasa China. Bangkai panda yang diketahui bernama Mao Mao merupakan salah satu dari enam panda yang dinyatakan hilang akibat gempa. Lima panda lainnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. "Mao telah memiliki tiga keturunan yang berusia antara kurang dari satu tahun dan tiga tahun. Semua anak-anaknya akan dipelihara dengan hati-hati," kata Li. Cagar alam Wolong mengalami sejumlah kerusakan akibat gempa yang melanda sebulan lalu, yang berakibat lima orang pengurus taman nasional meninggal dan seekor panda mati.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008