Jakarta (ANTARA News) - Kabupaten Kepulauan Seribu mengembangkan pelabuhan udara di Pulau Panjang sebagai salah satu upaya mengembangkan industri pariwisata bahari. Landas pacu bandara yang saat ini memiliki panjang 930 meter akan dikembangkan menjadi 1.400 meter, kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, Andit Rachman, Jumat. Dengan pengembangan itu bandara yang semula hanya dapat menampung pendaratan pesawat dengan kapasitas 15 penumpang akan bertambah menjadi 50 penumpang, kata Rachman. Ia mengatakan hal itu di sela rapat koordinasi/sinkronisasi kebijakan industri pariwisata Kepulauan Seribu di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta, Jumat. Menurut dia, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan penyediaan listrik dari PT PLN menggunakan jaringan kabel bawah laut. "Beberapa wilayah sudah menggunakan listrik dari PLN untuk menggantikan penggunaan 39 genset yang memerlukan dana Rp43 miliar per tahun untuk operasionalisasinya. Jaringan kabel bawah laut memakan biaya hingga Rp220 miliar tapi akan bertahan hingga sekitar 30 tahun," katanya. Untuk sarana angkutan penyeberangan akan dikembangkan angkutan melalui Muara Angke dengan tujuan berbagai pulau di kepulauan seribu. "DKI kan memiliki dua pemberangkatan dari Jakarta yaitu Pantai Marina di Ancol dan dari Muara Angke, namun untuk Marina sifatnya eksklusif sehingga dikembangkan di Muara Angke," katanya. Kepulauan Seribu sebelumnya merupakan salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Utara Propinsi DKI Jakarta, namun sejak 2001 berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Seribu, terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan Kepulauan Seribu Utara. Semula terdapat 110 pulau namun dua pulau hilang untuk menguruk bandara Cengkareng, sehingga saat ini tinggal 108 pulau, 45 diantaranya merupakan pulau wisata/resort, 2 pulau (P Rambut dan P Bokor) merupakan pulau konservasi, 4 pulau heritage (Bidadari dan Kahyangan), 5 pulau merupakan zone inti konservasi taman nasional, 11 pulau pemukiman, 1 pulau untuk perkantoran dan lainnya merupakan pulau-pulau untuk penghijauan. Pihaknya siap mensinkronkan kebijakan pengembangan pariwisata di wilayahnya dengan kebijakan pemerintah pusat sehingga dapat menjadi hub wisata bahari di Indonesia. Ia mengatakan, berbagai hambatan pengembangan pariwisata di wilayah ini antara lain masalah lingkungan yaitu besarnya pencemaran lingkungan yang berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Kalau anda lihat warna air laut di sekitar pantai utara Jakarta hitam dan kotor, kemudian beberapa kilometer menjadi hijau dan baru berwarna biru ketika ada di bagian utara kepulauan," kata Rachman yang akan resmi menjadi Bupati Kepulauan Seribu 18 Juni 2008 nanti. Hambatan lain yakni hingga saat ini belum ada tata ruang yang khusus mengatur kawasan Kepulauan Seribu. Tata ruang masih harus mengikuti tata ruang wilayah DKI Jakarta yang sifatnya daratan. "Kemungkinan 2010, kami baru memiliki tata ruang sendiri," katanya. Jumlah penduduk di Kepulauan Seribu mencapai sekitar 20.000 jiwa dan sebagian besar (85 persen) berprofesi sebagai nelayan penangkap ikan. Ia mengatakan, dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung pihaknya berupaya mengubah usaha penduduk dari perikanan tangkap menjadi perikanan budidaya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008