Paris (ANTARA News) - Rocker kondang yang kemudian menjadi aktivis kemanusiaan, Bob Geldof dan Bono, Rabu, mengecam negara-negara G-8 karena bantuan mereka pada Afrika tak sesuai dengan yang dijanjikan dan mendesak Prancis agar berpendirian tetap selaku presiden UE mendatang guna mengakhiri hal yang "memalukan" ini. Didampingi bintang tenis Prancis Yannick Noah dan penyanyi Benin, Angelique Kidjo, kedua ikon rock `n` roll Irlandia itu menyatakan janji negara-negara G-8 yang disampaikan pada 2005 untuk memberikan bantuan tambahan senilai 22 miliar dolar kepada Afrika pada 2010 saat ini hanya terpenuhi sebanyak 14 persen saja. "Ini hal yang memalukan dunia kaya telah gagal memenuhi janjinya," tutur Geldof, seperti dikutip AFP. "Sungguh memalukan bagian dunia yang lebih beruntung memberikan bantuan yang kecil saja dibandingkan dengan kekayaan mereka kepada orang miskin yang hanya 12 kilometer jauhnya," katanya, mengacu pada dekatnya jarak antara Eropa dan Afrika. Dengan dipangkasnya lagi bantuan Prancis kepada Afrika tahun lalu dan negara itu akan mendapat giliran memegang posisi penting sebagai Ketua Uni Eropa (UE) bulan depan, Presiden Nicolas Sarkozy mempunyai peran khusus yang dapat dimainkannya, kata para aktivis bantuan Afrika. "Kredibilitas Eropa dipertaruhkan," ujar Bono. Baik Bono maupun Geldof berada di Jepang belum lama ini untuk mendesak PM Jepang Yasuo Fukuda agar merebut kembali posisi Tokyo sebagai pemimpin global dalam masalah bantuan luar negeri, dengan semakin mendekatnya KTT G-8 yang akan berlangsung Juli di Hokkiado. Sarkozy juga, yang telah ditemui Bono dan Geldof beberapa kali, "agar dapat menjadi bantuan yang besar kepada kami" dalam masa kepemimpinannya selama enam bulan di tampuk kepemimpinan UE, kata Bono. Negara-negara G-8 secara keseluruhan baru memberikan bantuan sebesar tiga miliar dolar saja hingga sejauh ini atau setengah jalan dari janji mereka pada 2005 dan tenggat waktu 2010. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008