Jakarta (ANTARA News) - Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Benteng Kedaulatan (BK) mendorong tokoh muda Bugiakso yang juga cucu Panglima besar (Pangsar) Jenderal Soedirman itu, menjadi calon presiden (capres) alternatif pada pilpres 2009, kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BK Farhan Effendi.

Seusai mendeklarasikan berdirinya Ormas BK yang dihadiri ratusan pengurus BK dari 33 provinsi dan penasihat BK Bugiakso, di Jakarta, Minggu, Farhan mengatakan, dukungan kepada sosok Bugiakso sebagai capres, karena figur itu memiliki kesamaan visi dan misi BK yaitu menginstrumentasi perjuangan mewujudkan cita-cita Proklamasi 1945 di sektor ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Ia menyatakan optimis, Mahkamah Konstitusi (MK) akan dapat mengabulkan untuk membatalkan persyaratan capres yang harus didukung minimal 20 persen suara dari pemilu legislatif atau 25 persen dari jumlah anggota DPR, sehingga capres alternatif akan dapat dimajukan dari masyarakat.

Menurut Farhan, program BK adalah berdaulat (100 persen) sehingga bangsa dan rakyat Indonesia dapat mengejawantahkan kehidupan bersama yang mandiri di bidang pangan, mandiri di bidang energi dan mandiri di bidang ilmu pengetahuan.

"Perjuangan kedaulatan sebagai inti pergerakan Benteng Kedaulatan meliputi kuantifikasi dan kualifikasi tanah air Indonesia Raya sebagai modal nasional menyongsong kemajuan yang menyejahterakan rakayat banyak," katanya.

Selain itu, kedaulatan ekonomi yang akan dibanguan secara paralel dengan kedaulatan politik sebagaiman halnya kedaulatan sosial dalam porsi yang seimbang dengan kedaulatan kebudayaan.

Sementara itu, Bugiakso yang juga Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC) menyatakan optimis, pencalonan sebagai capres alternatif akan dapat dipenuhi dengan mengharap dukungan dan doa restu masyarakat Indonesia yang saat ini menginginkan perubahan menuju negara Indonesia yang berdaulat sesuai nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dan pesan semangat kepahlawaan Pangsar Jenderal Soedirman.

Nilai kepahlawan para pejuang Indonesia khususnya Pangsar Jenderal Soedirman diharapkan menjadi spirit dan contoh bagi para pemimpin dan rakyat Indonesia saat ini untuk memerangi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan, katanya.

Ajaran Pangsar Jenderal Soedirman "Rakyat tidak boleh menderita, biar kami pemimpin yang menderita", dengan tetap bergerilya meski dalam kondisi sakit parah saat mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI itu, sehingga sikap Pangsar Jenderal Soedirman patut menjadi contoh bagi pemimpin sekarang untuk menyelesaikan permasalahan bangsa seperti kemiskinan, pengangguran dan ancaman krisis ekonomi.

Bugiakso yang juga Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBP3) dalam bukunya "Setia Indonesia: Meneruskan Perjuangan Bangsa" juga mengusulkan tujuh butir pemikiran menjadi agenda penting bangsa untuk keluar dari berbagai krisis dan permasalahan yang membelenggu bangsa Indonesia saat ini.

Ke-7 pemikiran, yakni menggali pengetahuan Indonesia; membangun jati diri bangsa Indonesia; rekonsiliasi menuju persatuan nasional; membangun kemerdekaan ekonomi; mengembangkan politik perjuangan, kebudayaan nasional yang ber-Bhineka Tunggal Ika; memperkuat pertahanan nasional.

Bugiakso yang lahir 11 Mei 1963 di Magetan, Jatim itu lulus dari Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta tahun 1987 dan lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta 1989. Selanjutnya Bugi aktif sebagai penyuluh pertanian di Bantul, sebagai Ketua GM Kosgoro DIY (2003-2006) dan anggota DPRD DIY (1999-2004).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009