Jakarta (ANTARA) - Akuntan Afrika Selatan Shaista Hamdulay tak pernah menyangka dia akan berbaur dengan para pencinta fashion di Pekan Mode London (London Fashion Week).

Pada Sabtu, Hamdulay mencicipi rasanya jadi editor fashion, buyer, blogger dan selebritas yang duduk di bangku terdepan peragaan busana.

Perempuan 30 tahun itu adalah satu dari belasan orang di acara publik pekan mode tersebut, di mana untuk pertama kalinya orang bisa membeli tiket untuk presentasi istimewa.

Baca juga: Kemegahan Kerajaan Sriwijaya di ajang London Fashion Week

"Ini kesempatan sekali seumur hidup," ujar Hamdulay. "Saya tak pernah mimpi bisa dududk di sini, di Pekan Mode London".

Ajang mode itu kini membuka diri untuk publik dengan menawarkan enam acara yang bisa dihadiri khalayak umum pada akhir pekan.

Berbekal tiket yang dihargai 135 pounds (Rp2,3 juta), pengunjung bisa melihat model melenggak-lenggok dalam balutan busana rancangan Alexa Chung dan Henry Holland.

Mereka juga bisa mengikuti diskusi panel bersama pakar industri dan mendatangi pameran.

Baca juga: Desainer Indonesia ikut London Fashion Week

"Banyak yang tertarik, tak cuma konsumen tapi orang dalam industri yang penasaran akan seperti apa pengalaman itu," ujar Chief Executive British Fashion Council Caroline Rush seperti dilansir Reuters.

London adalah perhentian kedua dari kalender peragaan busana spring/summer 2020 yang juga meliputi New York, Milan dan Paris.

Chung tak cuma hadir, tapi juga menyapa tamu lewat video di mana ia berkata busana-busana yang ditampilkan "khusus dikurasi untuk acara ini". Koleksinya meliputi gaun dengan motif print, mantel tebal dan alas kaki untuk koleksi autumn/winter 2019-2020.

"Saya suka banget alas kakinya," kata mahasiswa jurusan fashion John Currie. Orang lain tidak merasa hal yang sama.

"Tidak terlalu menarik," kata produser teater Judith Rosenbauer. "Saya berharap melihat sesuatu yang baru dan segar."

Baca juga: Model Alexa Chung debut di London Fashion Week

Baca juga: Lindsay Lohan pakai kerudung di fashion week London

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019