Jakarta (ANTARA News) - Ganda putri Vita Marissa/Liliyana Natsir berharap dapat menyumbang medali Olimpiade setelah meraih gelar Super Series keduanya pada turnamen Indonesia Terbuka, Minggu. Pada final yang digelar di Istora gelora Bung Karno, Jakarta, pasangan peringkat tujuh dunia tersebut mengalahkan ganda Jepang Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna 21-15, 21-14 hanya dalam waktu 38 menit. "Pastinya (kemenangan ini) menjadi motivasi untuk Olimpiade, meskipun kami lebih fokus pada ganda campuran. Tetapi tidak tertutup kemungkinan setelah kali ini kami menang, siapa tahu di Olimpiade bisa mendapat medali," ujar Vita usai pertandingan. Mereka memperkirakan kekuatan ganda putri di Olimpiade cukup merata meskipun kekuatan terbesar masih didominasi pemain-pemain China. Pasangan yang meraih gelar Super Series pertamanya di China Masters 2007 dalam turnamen pertama mereka itu, menghasilkan total 16 smash winner yang membawa mereka meraih kemenangan ketiga dari empat pertemuan atas pasangan Jepang peringkat 10 dunia itu. Satu-satunya kemenangan yang diraih Maeda/Suetsuna atas ganda putri Indonesia itu terjadi di Malaysia Super Series awal tahun ini. Tertinggal 0-3 saat mengawali pertandingan, pasangan Vita/Liliyana bangkit untuk menyamakan kedudukan 4-4 sebelum melaju dengan enam poin beruntun untuk memimpin 10-5. Setelah itu, meski pasangan Jepang yang juga dikalahkan Vita/Liliyana di putaran final Piala Uber bulan lalu itu berhasil memperpendek jarak, pasangan Indonesia tidak terkejar lagi dan merebut game pertama. Dibantu sejumlah kesalahan yang dilakukan pasangan Jepang, terutama Miyuki Maeda, Vita/Liliyana melaju untuk memimpin 14-7 pada game kedua, sebelum membukukan kemenangan saat pengembalian pasangan Jepang menyangkut net pada kedudukan 20-14. "Pasti senang bisa menjadi juara, tetapi kami lebih puas saat mengalahkan pasangan China kemarin," ujar Vita mengenai kemenangan mereka menundukkan unggulan pertamaWei Yili/Zhang Yawen di semifinal, Sabtu. Pertandingan yang sangat menguras kekuatan fisik dan mental tersebut diakui Liliyana sedikit mempengaruhi penampilan mereka di final. "Tetapi kalau menghadapi mereka (China) saja menang seharusnya di final kami juga bisa menang," katanya mengenai keberhasilan yang membawa mereka meraih hadiah uang 17.250 ribu dolar AS itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008