Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia, Senin, setelah Arab Saudi mengatakan pada pertemuan akhir pekan, negara itu telah menaikkan produksinya dan menuduh para spekulator sebagai penyebab utama melambungnya harga minyak global. Kontrak berjangka minyak utama New York jenis light sweet untuk pengiriman Agustus naik 29 sen menjadi 135,65 dolar per barel. Kontrak Juli naik 2,69 dolar mendekati 134,62 dolar per barel sebelum berakhir pada Jumat (20/6). Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Agustus juga naik 22 sen menjadi 135,08 dolar per barel setelah mengalami kenaikan 2,86 dolar ke posisi 134,86 dolar per barel di London, Jumat. Pada pertemuan puncak negara produsen dan konsumen akhir pekan di Jeddah yang membicarakan masalah melanjaknya harga minyak, Raja Arab Saudi Abdullah menyalahkan para spekulator minyak. Pertemuan di Jeddah itu menyerukan lebih tranparansinya transaksi di pasar minyak dan mengimbau ditingkatkannya nvestasi bagi terjaminnya pasar dalam kondisi pasokan yang cukup. Produksi Arab Saudi meningkat menjadi 9,7 juta barel per hari, kata King Abdullah, seraya menambahkan jika perlu menaikkan produksi lagi untuk mengurangi ketegangan pasar, yang menyebabkan harga per barel minyak naik hampir mencapai 140 dolar per barel-- yang memicu keresahan di beberapa negara. Ia mengemukakan Arab Saudi akan memberikan bantuan 1,5 miliar dolar untuk upaya mengurangi kekurangan energi di negara-negara miskin, seraya menyatakan bahwa pertemuan 36 negara di Jeddah itu karena "sangat prihatin" seputar negara-negara konsumen di seluruh dunia. Ia menyalahkan meningkatnya konsumsi minyak dan pajak minyak, tetapi menambahkan "Di antara beberapa faktor lainnya penyebab kenaikan harga minyak adalah ulah para spekulator." Arab Saudi, produsen minyak terbesar dunia anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi 9,45 juta barel per hari sebelum pihaknya mengumumkan peningkatan produksi, demikian laporan AFP. (*)

Copyright © ANTARA 2008