Surabaya (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengingatkan kepada masyarakat di penyeberangan Ketapang (Banyuwangi)-Gilimanuk (Bali) bahwa hingga tiga hari ke depan agar lebih waspada karena tinggi gelombang di perairan itu bisa mencapai 3,5 meter. "Tinggi gelombang di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Lombok dalam tiga hari kedepan cukup tinggi, mencapai tiga meter lebih. Karena itu harus waspada", kata Ahli Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, Senin. Namun demikian, tingginya gelombang di perairan tersebut tidak berlangsung sepanjang hari. Gelombang cukup tinggi diperkirakan terjadi pada malam dan dinihari. "Jadi, kalau mau menyeberang di Selat Bali maupun Lombok, sebaiknya pada pagi hingga sore hari", kata Eko menjelaskan. Dari analisis "Winwave05", katanya, juga tampak gelombang tinggi lebih dari empat meter di sepanjang Samudera Hindia hingga ke timur. Sementara dalam analisis pencitraan satelit tampak perbedaan yang menyolok tekanan udara di Benua Australia dengan di Benua Asia. Di Benua Australia tekanan udara bisa mencapai 1.028 milibar dan di Benua Asia dibawah 1.000 milibar. "Inilah yang mendorong angin yang cukup kuat di Samudera Hindia dan laut serta selat yang berhubungan langsung dengan Samudera Hindia", kata Eko. Sementara itu, perairan Laut Jawa sangat kondusif untuk aktivitas pelayaran dan transportasi, karena tinggi gelombang di Laut Jawa hanya berkisar 0,5 hingga 2,5 meter. Seperti diketahui, aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk pada Minggu (22/6) malam hingga Senin dinihari sempat ditutup sementara, karena tinggi gelombang mencapai 3,5 meter. Tinggi gelombang perairan Selat Bali pada Minggu (22/6) pukul 22.00 hingga pukul 02.00 dinihari mencapai 3,5 meter. Tinggi gelombang yang mencapai 3,5 meter juga masih berpotensi dalam tiga hari kedepan. "Tinggi gelombang itu cukup berbahaya untuk kapal penyeberangan", kata Eko menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008