Nunukan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 69 titik panas di Provinsi Kalimantan Utara, 12 lokasi berpotensi terjadi kebakaran dengan tingkat kepercayaan 81-100 persen.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama BMKG Nunukan, Taufik Rahman di Nunukan, Selasa, menyatakan deteksi titik panas di daerah itu melalui satelit secara bersamaan.

Ke-69 titik panas tersebut masing-masing di Kabupaten Bulungan sebanyak 46 titik berada di Kecamatan Peso 10 titik, Sekatak (9), Tanjung Palas (4), Tanjung Palas Barat (2) dan Tanjung Palas Timur (21).

Sementara di Kabupaten Nunukan sebanyak lima titik yakni Kecamatan Lumbis (1), Sebuku (2) dan Tulin Onsoi (2). Kabupaten Malinau delapan titik masing-masing Malinau Barat (6), Malinau Utara (1) dan Mentarang Hulu (1). Di Kabupaten Tana Tidung sebanyak 10 titik yakni sembilan titik di Kecamatan Sesayap dan satu titik di Kecamatan Tanalia.

Baca juga: BMKG: Kabut asap di Kaltara mulai berkurang

Baca juga: Kaltara korban asap kiriman dari karhutla 4 provinsi di Kalimantan


BMKG Nunukan mengamati dari 69 titik panas itu tidak semuanya berpotensi menimbulkan kebakaran. Namun, perlu diwaspadai oleh masyarakat, pemerintah daerah dan instansi terkait.

Menanggapi titik panas ini, Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid menyatakan titik panas yang terpantau di wilayahnya telah dikoordinasikan dengan instansi terkait.

Secepatnya melakukan tindakan antisipasi agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. "Saya sudah dapat informasi soal terdeteksinya titik panas. Saya sudah koordinasi dengan instansi terkait supaya secepatnya ada tindakan di lapangan," ujar Asmin.

Dengan kesigapan instansi terkait yang bekerja sama dengan masyarakat, potensi terjadinya kebakaran di Kecamatan Sebuku cepat diatasi. "Saya dapat info pada titik panas di Sebuku itu, ada yang terbakar di pinggir jalan. Tapi sudah dipadamkan," kata Bupati Nunukan itu.*

Baca juga: Petani Kaltara bantah bakar lahan

Baca juga: Kabut asap hambat pelayaran di Sungai Kayan, Kalimantan Utara

Pewarta: Rusman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019