Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah hingga saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap daging sapi karena swasembada daging sapi belum tercapai. Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian, Dr Ir Tjeppy Soedjana MSc, mengemukakan hal itu di Surabaya, Selasa, usai menandatangani Nota Kesefahaman (MoU) dengan Gubernur Jatim, Imam Utomo. "Negara hanya mampu memenuhi konsumsi masyarakat terhadap daging sebesar 72 persen, sisanya sebesar 28 persen masih tergantung kepada pasokan impor," ujar Tjeppy. Dia mengatakan, jika keadaan ini terus dibiarkan, maka tingkat ketergantungan terhadap daging sapi impor pada 2010 akan mencapai 37 persen dan pada 2015 mencapai 50 persen. Karena itu, ujar dia, dalam mewujudkan swasembada daging sapi pihaknya menandatangani kesepakatan bersama pelaksanaan Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2010. "Program ini selain untuk meningkatkan produktivitas ternak lokal secara bertahap, mengurangi ketergantungan negara terhadap impor daging dan ternak sapi juga menyelamatkan devisa negara," katanya. P2SDS telah dicanangkan Menteri Pertanian pada 8 September 2007 di Mataram. Dia mengatakan, program P2SDS pada 2010 menargetkan produksi daging dalam negeri mencapai 90 hingga 95 persen dengan mengintensifkan daerah-daerah prioritas Inseminasi Buatan (IB) dan Kawin Alam (KA). Ada lima daerah prioritas IB, yakni Propinsi Bali, Jateng, DIY, Jabar, dan Jatim. Sedangkan sepuluh daerah prioritas campuran IB dan KA, yakni NTB, Sulsel, Gorontalo, Kalbar, Kalsel, NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel, dan Lampung. Sementara daerah prioritas KA hanya tiga, yaitu NTT, Sulteng, dan Sultra. "Jatim dianggap sebagai tulang punggung dalam program ini, karena hampir 25 persen populasi ternak sapi potong ada di Jatim. Populasinya yang mencapai 2,6 juta ekor lebih, mampu menyumbang produksi daging secara nasional 82 ribu ton, atau 20,95 persen kontribusi nasional," katanya. Sementara itu, Gubernur Jatim, Imam Utomo, mengatakan, rencana pemerintah pusat melakukan swasembada daging sapi terlambat karena semestinya harus sejalan dengan swasembada tanaman pangan. Namun, ujar dia, Jatim akan berupaya mendukung program P2SDS dengan mensinergikan dengan program reguler yang ada sebelumnya. Program-program tersebut seperti Program Inseminasi Buatan Sejuta Akseptor Sapi (Intan Sejati), pemberdayaan ekonomi peternak dengan memanfaatkan program pembiayaan usaha seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), program bunga enam persen, aksi pembibitan sapi brahman cross ex-impor, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit sapi betina produktif.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008