Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan perdamaian serta pengurangan kekerasan dapat dicapai melalui dialog. "Bila kita sudah belajar dialog, kita akan saling memahami. Dan, bila itu sudah terjadi maka akan mudah bagi kita untuk bekerjasama mencegah kekerasan dan mewujudkan perdamaian," kata Presiden Yudhoyono saat membuka Forum kedua Perdamaian Dunia yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah bekerjasama dengan lembaga internasional di Jakarta, Selasa malam. Kepala negara mengatakan, manfaat dari perdamaian dan kerja sama sudah bisa dirasakan. Ia mencontohkan di kawasan Asia Tenggara sebelum berdirinya Organisasi Asean, negara-negara di kawasan tersebut terlibat konflik dan juga dikungkung masalah ekonomi. "Namun, setelah adanya kerja sama dalam bentuk Asean, maka kondisi di kawasan itu semakin baik. Ditandai dengan kerja sama antar negara dalam bidang politik dan ekonomi," tegasnya. Yudhoyono juga mencontohkan bahwa perdamaian di Aceh pada 2005 membawa pengaruh yang baik dan menciptakan kondisi yang aman serta pembangunan ekonomi yang terus berkembang di Nanggroe Aceh Darussalam. Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono mengatakan sudah saatnya semua pihak terlibat secara aktif dalam upaya-upaya mewujudkan perdamaian dan mendorong kerjasama yang lebih erat melalui dialog, khususnya dialog antar umat beragama dan juga antar peradaban. Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, mengatakan penyelenggaraan forum kedua perdamaian dunia itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan serupa yang telah berlangsung pada 2006. Din mengatakan kekerasan hanya akan membawa permasalahan dan juga kesulitan. Ia juga menegaskan bahwa agama bukanlah alasan untuk menimbulkan kekerasan. "Dengan dialog antarumat beragama, kekerasan dapat diredam dan mendorong terciptanya perdamaian," tegasnya. Karena itu, senada dengan Presiden Yudhoyono, Din juga sepakat bahwa setiap komunitas dalam lingkungan sosial harus terlibat dalam usaha-usaha mengurangi kekerasan dan menciptakan perdamaian. Sedangkan, pendiri Ceng Ho Multiculture Trust, Tan Sri Lee Kim Yew, mengatakan media memiliki peran yang cukup penting dalam mempromosikan perdamaian. "Media dalam pemberitaan dan juga tayangannya harus menampilkan budaya anti-kekerasan dan juga perdamaian, bukan justru mengedepankan perselisihan dan pertentangan," katanya. Ia juga menilai Indonesia merupakan contoh yang baik untuk pola dialog dalam menyelesaikan konflik. Forum kedua Perdamaian Dunia diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, sejak 24 Juni 2008 hingga 24 Juni 2008 dan diikuti oleh berbagai golongan agamawan, cendekiawan, serta aktivis lembaga sawdaya masayarakat dari 36 negara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008