Harare (ANTARA News) - Presiden Zimbabwe Robert Mugabe menyatakan pihaknya terbuka bagi upaya perundingan setelah pemilihan-ulang presiden pekan ini, demikian laporan media resmi Rabu. "Kami terbuka, terbuka bagi pembahasan, tapi kami memiliki prinsip kami sendiri," kata Mugabe pada dua pertemuan terbuka Selasa seperti dilaporkan harian The Herald. "Jika mereka (oposisi) menghadapi masalah mereka selalu dapat mengajukannya," katanya. Surat kabar corong pemerintah tersebut melaporkan Mugabe menyatakan pembicaraan hanya akan dilakukan setelah pemungutan suara dalam pemilihan-ulang presiden Jumat. Mugabe juga memperingatkan bahwa negara itu akan melawan setiap campur-tangan pihak luar dalam urusan dalam negerinya. "Putusan berada di tangan kita sebagai rakyat Zimbabwe," katanya. "Mereka dapat berteriak sekeras mereka mau dari Washington sampai London, tapi rakyat kita akan menyampaikan putusan akhir." Harian tersebut mewartakan Mugabe menyampaikan keterkejutan bahwa beberapa negara Afrika "tak melihat kesulitan" yang telah ditimbulkan oleh sanksi yang ditujukan kepada Zimbabwe. "Tak satu negara pun telah cukup berani untuk mengatakan bahwa sanksi tidak sah oleh Barat mesti dicabut atau memberitahu mereka agar tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri kita," katanya. Ia menambahkan, "Jika kita membiarkan itu terjadi maka sebagai negara Afrika kita belum merdeka." Sementara itu pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai, dalam pernyataan yang disiarkan Rabu, menyeru para pemimpin dunia agar mendukung pernyataan keras mereka dengan "kekuatan militer" di negerinya. Tsvangirai menulis di surat kabar The Guardian bahwa PBB harus berbuat lebih jauh, bukan hanya sekedar mengeluarkan pengutukan verbal, terhadap Presiden Robert Mugabe dan melakukan "pengucilan aktif" yang memerlukan "kekuatan untuk melindungi rakyat". Namun pada Senin, Kepala polisi Zimbabwe mengatakan pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai tak menghadapi ancaman dan telah mengungsi ke Kedutaan Besar Belanda dalam tindakan yang dimaksudkan untuk memancing kemarahan internasional. Tsvangirai, pemimpin Gerakan bagi Perubahan Demokratis (MDC), berlindung di Kedutaan Besar Belanda di Harare pada Senin, setelah mengatakan ia akan menarik diri dari pemilihan umum melawan Presiden Mugabe akibat kerusuhan yang meningkat. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008