Osaka (ANTARA News) - Warga Indonesia yang bermukim di Jepang, khususnya di wilayah Jepang Barat menyambut baik kebijakan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Osaka yang meluncurkan jasa layanan registrasi diri secara online, sehingga memudahkan dalam pengurusan paspor secara cepat dan efisien. Hal itu dikemukakan sejumlah warga Indonesia yang ditemui ANTARA News di Osaka, Jumat, saat melakukan pelaporan diri ke KJRI Osaka yang siang itu secara resmi membuka layanan registrasi online. Para WNI itu tidak mengetahui kalau siang itu merupakan peluncuran sistem layanan baru yang ditawarkan KJRI Osaka. Sekitar 25 warga pun lantas mengikuti upacara singkat yang digelar KJRI Osaka. "Ini merupakan terobosan baru yang patut dipuji, mengingat banyak sekali kemudahan yang diperoleh warga, misalnya tidak perlu lagi datang, juga menghemat waktu dan uang," kata Hadiyanto, karyawan BPPT yang merupakan mahasiswa program doktor di Universitas Osaka. Hal serupa diucapkan warga Indonesia keturunan lainnya, Ng Sok Hun, yang siang itu baru pertama kali melaporkan diri ke KJRI. Menurut Ng Sok Hun, sistem layanan ini sangat membantu karena prosedurnya yang mudah dimengerti dan ringkas. Apalagi foto diri juga bisa dilakukan secara sendiri. Jumlah warga Indonesia yang berada di wilayah Jepang barat menurut catatan KJRI berjumlah 6.500 orang yang terdri atas para mahasiswa, masyarakat umum, dan pekerja magang (kenshusei). Sedangkan total WNI di Jepang berjumlah sekitar 25.000 orang. Tuntutan zaman Sementara itu, dalam sambutannya Acting Konsul Jenderal RI Osaka, Mozes Tandung Lelating mengatakan, peluncuran sistem registrasi online ini sudah merupakan tuntutan zaman, sehingga konsulat hanya berupaya mewujudkan sistem layanan yang sejalan dengan tuntutan tersebut. "Sistem layanan online ini tidak saja membantu warga tetapi juga tertib administrasi di KJRI, mengingat banyak keuntungan yang diperoleh bagi kedua belah pihak," kata Mozes. Ia lantas mencontohkan betapa data yang lengkap akan sangat memudahkan dalam pengurusan administrasi lainnya, seperti pengurusan paspor, perlindungan warga negara Indonesia, serta kerja sama dengan sesama perwakilan RI dimana saja. Menyinggung soal kemungkinan penyalahgunaan data, Ia mengatakan bahwa secara teknologi memang sudah diupayakan seaman mungkin Yang terpenting lagi, KJRI juga bisa mengetahui semua dokumen yang telah dikeluarkan konsulat mengenai warga negara yang bersangkutan. Sebelumnya lapor diri warga Indonesia dilakukan secara manual dan membutuhkan kehadiran langsung di KJRI, sehingga mengeluarkan biaya transportasi dan waktu yang cukup banyak. Kini WNI tidak perlu hadir, cukup mengakses homepage KJRI dan melakukan pengisian data sendiri. Sedangkan paspornya dapat dikirim belakangan lewat pos untuk validasi KJRI. Apa yang telah dilakukan KJRI Osaka, ternyata belum dilakukan oleh KBRI Tokyo, yang membawahi lebih banyak wilayah kerja di Jepang. KBRI Tokyo masih melakukan pendaftaran diri secara manual, walau sudah banyak tuntutan yang menyarankan untuk memulai sistem layanan online. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008