Jakarta (ANTARA News) - Seluruh jenazah korban kecelakaan pesawat Cassa N212-100 TNI Angkatan Udara (AU), Minggu sore, telah berada di Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Sebelumnya dilaporkan, dua dari 18 jenazah masih berada di Bogor dan tidak bisa segera diterbangkan ke Jakarta, karena cuaca buruk. Pada akhirnya, kedua jenazah itu berhasil diterbangkan ke Lanud Halim Perdana Kusuma dengan menggunakan helikopter Bolcow milik Badan SAR Nasional. Cassa N212-100 TNI yang mengalami kecelakaan itu mengangkut 12 anggota TNI-AU yang terdiri dari lima awak dan tujuh penumpang. Mereka adalah Mayor Pnb Arjiyanto (Kapten pilot), Kapten Pnb Agung (co pilot), Lettu Pnb Feby Fitrian, Lettu Tek Bambang Trianto, dan Pelda Agus Riyanto. Kemudian, Kolonel Pnb Albertus Sulaksono (Sekretaris Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU), Kolonel Sus Djafaara (personel Dinas Survei dan Pemotretan Dinas TNI AU/ Dissurpotrudau). Selanjutnya, Letkol Tek Wahyu Hidayat (Kepala Seksi dan Dokumentasi Program Pemeliharaan Dephan), Letkol Sus Supriyadi (personel Dissurpotrudau), Mayor Sus Susika (personel Dissurpotrudau), Kapten Sus Doni (personel Dissurpotrudau), Lettu sus Ronald (personel Dissurpotrudau). Sampai berita ini diturunkan, empat jenazah sudah disemayamkan di hanggar Skadron 17 Halim Perdana Kusuma, yaitu Lettu Pnb Feby Fitrian, Lettu sus Ronald (personel Dissurpotrudau), Letkol Sus Supriyadi (personel Dissurpotrudau), dan Lettu Tek Bambang Trianto. Sedangkan jenazah yang lain masih menjalani proses identifikasi di RS RS TNI-AU dr. Esnawan Antariksa di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma. Rencananya, 12 jenazah anggota TNI-AU itu akan disemayamkan di hanggar Skadron 17 Halim Perdana Kusuma untuk selanjutnya diadakan upacara penghormatan terakhir. Sementara itu, enam jenazah warga sipil yang lain akan langsung diserahkan kepada keluarga masing-masing. Keenam jenazah warga sipil itu adalah tiga karyawan PT Integraph, yaitu Gatot, Putra, dan Ami, serta tiga warga negara asing, yaitu Mahendra Kumar (India), Kwong Ping Anthony (Inggris), dan Tan Hong King (Singapura). Suasana di hanggar Skadron 17 Halim Perdana Kusuma sangat mengharukan, sebagian besar keluarga korban menitikkan air mata. Salah satu keluarga korban sempat pingsan karena tidak kuat menahan haru.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008