Jakarta (ANTARA) - Saat membicarakan tempat kerja, dulu orang akan langsung berpikir soal ruangan atau kubikel yang terdiri dari meja kerja dengan desktop, wadah pulpen, dan tumpukan dokumen serta telepon meja.

Kini, ada pergeseran makna soal tempat kerja. Milenial utamanya tak lagi memiliki konsep soal tempat kerja sebagai ruangan yang didatangi setiap hari, karena jenis pekerjaan zaman sekarang memungkinkan pekerjanya bekerja dari jarak jauh atau paruh waktu.

Budaya kerja juga mengalami perubahan fundamental di mana tempat dan "rasa" kerja menjadi lebih luwes. Kini kantor-kantor banyak mengurangi penggunaan kertas, orang-orang tak lagi punya meja kerja tertentu, dan diganti dengan hot desk yang bisa pindah kapan saja.

Dengan perubahan itu, konsep baju kerja juga mengalami perubahan. Sayangnya, The Guardian menyebut ikon fesyen pekerja perempuan masih berakar pada tempat kerja era 80-an dan 90-an seperti Margaret Thatcher di Downing Street, Melanie Griffith di Working Girl.

Atau baju kerja Ally McBeal, pengacara Boston yang suka mengenakan setelan celana dan busa bahu alias shoulder pads dan menenteng tas tangan yang muat buku agenda.

Semua itu disebut Associate Editor Fesyen untuk The Guardian Jess Cartner-Morley tak lagi cocok untuk dipakai bekerja saat ini.

Menurutnya, saat ini, pakaian kerja untuk wanita bisa apa saja disesuaikan dengan harapan orang akan menilai Anda. Contoh, jika mengenakan celana berwarna mencolok alih-alih warna hitam, maka orang akan berpikir Anda adalah pekerja kreatif dan unik atau akan berpikir Anda orang yang tidak serius.

Berikut sejumlah kode berpaikaian menurut Jess Cartner-Morley yang bisa diterapkan.
 
Ilustrasi (Shutterstock)


Flat shoes

Sepatu hak tinggi saat ini bisa dibilang toksik. Tak ada satu kantor pun yang boleh memaksa pekerja wanitanya mengenakan sepatu hak tinggi.

Dua tahun lalu, pemerintah Inggris menolak seruan untuk melarang kebijakan mewajibkan pemakaian sepatu hak tinggi. Jepang, sedang berperang melawan kewajiban mengenakan sepatu hak tinggi lewat kampanye #KuToo --dari kata kutsu, yang bermakna sepatu, kutsuu, artinya sakit--, dan #MeToo.

Namun, dari sisi fesyen, rok selutut atau celana panjang kurang cocok dipadukan dengan sepatu datar. Perpaduan itu mungkin hanya cocok untuk Stellah Tennat, model asal Inggris dengan tinggi badan sekitar 1,8 meter.

Sepatu flat paling cocok digunakan untuk rok panjang midi, celana panjang semata kaki atau berpotongan lebih tinggi lagi.

Agar tampak keren, pilih sepatu jenis loafers alih-alih sepatu balet, atau pilih sepatu yang ujungnya meruncing membentuk huruf V.

Pilih kaos kaki tersembunyi agar tetap nyaman tapi terlihat indah.

Baju longgar

Berpakaian ketat bukan berarti Anda terlihat keren saat presentasi karena kini wanita bukan dihargai berdasarkan bentuk tubuhnya.

Tak perlu pakai kaftan saat bekerja tapi pilih celana longgar berpinggang tinggi dengan kancing depan yang dipadukan dengan t-shirt atau blus yang dimasukkan.

Rok longgar atau rok lipit midi juga akan manis dipadukan dengan blazer.
 
Ilustrasi (Shutterstock)


Mainkan warna dan motif

Terlihat "kantoran" sudah lama ketinggalan zaman di mana sekarang orang lebih suka tampil kasual saat pergi kerja.

Jangan takut memainkan warna-warna cerah dan motif di pilihan baju kerja. Tapi jangan pilih motif macan tutul untuk kerja, sebagai gantinya, pilih motif garis-garis atau bunga-bunga dengan dasar hitam.

Coba pakai jumpsuit yang cocok untuk menampilkan kesan dinamis.

Baca juga: Jennifer Lopez kenakan versi gaun hijau ikonisnya di acara Versace

Baca juga: Meghan Markle pakai gaun Valentino Rp190 juta di pernikahan Nonoo

 

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019