Jakarta (ANTARA New) - Sulap adalah seni, dan banyak orang yang mengandalkannya sebagai mata pencaharian, kata Deddy Corbuzier. Mentalis/ilusionis itu menyatakan hal tersebut sehubungan beberapa tahun terakhir ini munculnya pesulap bertopeng yang membuka rahasia pesulap dalam melakukan aksi "magis". "Pesulap bertopeng itu telah mematikan 60 pesulap di dunia. Mereka tidak bisa lagi cari nafkah karena publik sudah tidak tertarik," kata Deddy, usai mengakhiri permainan prediksi Juara Piala Eropa (Euro) 2008 di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, awal pekan ini. Ia mengungkapkan, di Indonesia banyak tukang sulap yang mau main dengan bayaran Rp300.000, dan sekarang ini mereka tidak main lagi gara-gara seorang pesulap bertopeng asal Surabaya muncul dalam satu tayangan di sebuah stasiun televisi nasional. Deddy mengakui dirinya sempat menemui direktur utama stasiun yang tidak mau ia ungkapkan itu. "Saya bicara terbuka tentang dunia kami, para pesulap, mentalis atau ilusionis. Mengapa, karena tayangan itu mematikan mata pencaharian orang. Sulap itu seni dan saya berharap jangan ada pihak yang ingin mematikannya. Orang yang ingin mematikan seni ini jelas tidak punya rasa seni," katanya. Menyinggung aksi prediksi Juara Euro 2008, ia mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mematahkan dalil-dalil pakar telematika Roy Suryo tentang kemampuan dirinya, sejak menebak headline koran Kompas beberapa tahun lalu. Prediksi Deddy tentang Juara Euro 2008 terbukti tepat, ketika chip-memory berisi suaranya, yang direkam pada 6 Juni 2008, dan disimpan di satu kantor notaris. Ketika diajukan ke publik, suara Deddy pun terdengar mengatakan, "Akan ada fenomena baru dari satu kesebelasan yang tidak terkalahkan selama pertandingan, yakni Spanyol. Kesebelasan ini akan mengalahkan kesebelasan Jerman di babak final dengan skor 1-0. Pencetak golnya Fernando Torres." "Tapi, satu kelak nanti saya akan ungkapkan rahasia permainan ini. Di balik semua ini ada jawaban yang sangat logis," demikian Deddy. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008