Karawang (ANTARA News) - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sekitar Kecamatan Rengasdengklok dan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa, kekurangan stok bensin hingga mengakibatkan antrean pembeli yang cukup panjang. Kekurangan stok sejumlah SPBU akibat tidak mendapat kiriman dari Pertamina itu juga membuat beberapa SPBU tutup. Sejumlah SPBU yang tutup itu ialah SPBU 34-41306 dan SPBU 34-41331. Kedua SPBU itu berlokasi di Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang. Selain itu, SPBU 34-41314 yang berlokasi di Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Karawang terpaksa tutup karena kehabisan stok. Sedangkan sejumlah pembeli yang merupakan pengecer bensin menunggu di SPBU itu sampai kiriman bensin dari Pertamina datang. Sementara di SPBU 34-41336, Desa Cikangkung, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, terjadi antrean cukup panjang para pembeli bensin yang terdiri dari pengecer bensin, pengguna sepeda motor, dan pengendara mobil. Berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU tersebut, ANTARA melaporkan, antrean itu didominasi oleh para pengecer bensin dan pengguna sepeda motor. "Saya mengantre sejak pukul 09.00 WIB dan baru dapat bensin sekarang, pukul 14.00 WIB. Saya terpaksa rela mengantre, karena SPBU lain di Rengasdengklok ini tutup," kata Iyan (45), seorang pengecer bensin di Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta. Dikatakannya, bensin yang dibeli di SPBU dengan harga Rp6.000 per liter tersebut selanjutnya dijual dengan harga Rp7.000 per liter. "Para pengendara sepeda motor lebih memilih membeli bensin di pengecer ketimbang harus jauh-jauh ke SPBU. Jadi, lumayan laku dijual dengan harga Rp7.000," katanya. Sementara itu, pengelola SPBU 34-41336, Daryanto, kepada ANTARA, mengatakan, terjadinya antrean pembeli BBM di SPBU-nya itu sudah terjadi sejak dua bulan terakhir, tepatnya setelah kenaikan harga BBM. "Hari ini, kami baru dikirim bensin oleh Pertamina pada Selasa pagi, sebanyak 16.000 KL (kilo liter). Sesuai dengan pengalaman sejak dua bulan terakhir, bensin sebanyak itu langsung habis selama sehari. Jadi, pada hari selanjutnya, kami terpaksa tutup, karena memang tidak ada stok lagi," katanya. Kemudian, SPBU yang dikelolanya itu baru dibuka kembali jika pengiriman bensin dari Pertamina datang kembali. Menurut dia, antrean pembelian bensin yang terjadi sejak dua bulan terakhir itu diakibatkan pengiriman bensin dari Pertamina yang tidak merata. "Dari sekian banyak SPBU di Rengasdengklok dan Kutawaluya, yang dikirim bensin oleh Pertamina hanya salah satunya saja. Jadi tidak merata, sehingga menyebabkan antrean pembeli," katanya. Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Hiswana Migas Purwasuka (Purwakarta, Subang dan Karawang) Auh Solahudin, saat dihubungi ANTARA melalui telepon selulernya, mengatakan, terjadinya antrean pembeli bensin dan adanya SPBU yang tutup itu karena keterbatasan armada untuk mengangkut bensin ke sejumlah SPBU. Hal itu juga disebabkan karena saat ini pihaknya lebih memprioritaskan pengiriman bensin kepada SPBU-SPBU yang mengikuti standard pelayanan "Pertamina Way". Dengan demikian, bagi SPBU yang belum mengikuti standard pelayanan tersebut dinomor-duakan oleh pihak Pertamina, dalam pengiriman pasokan BBM. "Untuk SPBU yang belum mengikuti standard pelayanan "Pertamina Way", terpaksa pengiriman BBM-nya dianaktirikan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008