Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengundang pengelola Mass Rapit Transit (MRT) di News Delhi, India untuk memberikan paparan mengenai kesuksesan penyelenggaraan angkutan massal berbasis rel di kota itu. Salah satu kelebihan dari pengelola di News Delhi menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo adalah kesuksesannya menyelesaikan proyek lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan efisiensi biaya. "Pelaksanaan proyeknya tidak hanya lebih cepat dari waktu yang ditetapkan, biayanya lebih efisien, lebih kecil dari proyeksi biaya yang dibuat. Ini pengalaman berharga yang saya kira perlu dipelajari, kalau bisa dijadikan `benchmark` tentu lebih bagus lagi," kata Gubernur seusai menemui pejabat MRT Delhi di Balaikota Jakarta, Rabu. Gubernur mengatakan News Delhi dan Jakarta memulai kajian mengenai proyek Jakarta pada saat yang bersamaan, yakni 15 tahun yang lalu, namun pada pelaksanaannya, New Delhi terbukti lebih cepat menyelesaikan sistem angkutan cepat itu. "Sekarang mereka sudah punya dua `line` (jalur) yang berfungsi melayani masyarakat dengan baik sementara kita baru mau mulai," katanya. Namun Gubernur menyebut kerjasama itu tidak akan mencakup kerjasama teknis seperti pertukaran pakar transportasi, tapi hanya berupa berbagi pengalaman karena PT MRT Jakarta dinilai telah memadai untuk menyelesaikan persoalan teknis tersebut. "Perangkat proyek sudah siap semuanya, tidak perlu ada tambahan. Mereka kita minta untuk memberikan pengalaman yang pernah mereka jalankan," katanya. Proyek MRT di Jakarta akan dimulai pembangunan fisiknya pada 2009 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2015. Untuk tahap pertama, MRT itu akan menempuh jarak 14,3 kilometer dari Lebak Bulus- Dukuh Atas yang akan dibiayai lewat pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC).(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008