Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa Ki Tyasno Sudarto mengatakan pendidikan nasional di Indonesia sudah tidak lagi berpihak kepada kepentingan rakyat. "Contohnya, sekarang ini terlihat banyak sekolah unggulan dan sekolah internasional dengan biaya tinggi yang tidak terjangkau oleh rakyat," katanya pada upacara peringatan HUT ke 86 Tamansiswa di halaman Pendopo Tamansiswa Yogyakarta, Kamis. Ia mengatakan kondisi tersebut sebenarnya sudah diprediksikan oleh pendiri Tamansiswa Ki Hadjar Dewantara waktu itu, bahwa di masa mendatang rakyat dalam kebingungan tertipu keadaan karena masuknya kepentingan bangsa asing dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sehubungan dengan ketidakberpihakan pendidikan nasional kepada kepentingan rakyat, Tamansiswa telah menyampaikan aspirasinya dengan menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP). "Sebab, apabila UU BHP diberlakukan, sekolah atau perguruan di Indonesia akan diperlakukan layaknya komoditas bisnis yang bersaing di pasar bebas secara liberal," katanya. Padahal, menurut dia, sekolah atau perguruan yang mengemban amanat UUD 1945 dalam tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan lembaga nirlaba (tidak mencari keuntungan) dan bukan menjadi subyek pajak. "Undang-undang BHP itu tidak terlepas dari kebijakan liberal WTO (World Trade Organization atau Organisasi Perdagangan Dunia) yang akan memberi peluang sekolah asing berinvestasi di tanah air ini," katanya. Dengan demikian, kata Tyasno, sekolah atau perguruan swasta di tanah air tidak akan mampu bersaing dengan modal asing yang kuat. "Relakah kita apabila di hari depan nanti anak bangsa diserahkan kepada pendidikan asing?" katanya. Menurut dia, apa yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara pada 86 tahun lalu bahwa bangsa Indonesia akan mengalami masa kebingungan dalam dunia pendidikan, semua itu berujung pada kepentingan asing dalam rangka kapitalisme modern. "Dengan kondisi seperti itulah, Tamansiswa tertantang untuk berperan aktif sesuai dengan jati dirinya memberikan kontribusi penyehatan penyelenggaraan pendidikan nasional," katanya. Upacara diikuti keluarga besar Tamansiswa termasuk sejumlah tokoh Tamansiswa, siswa sekolah Tamansiswa dari TK sampai perguruan tinggi serta undangan lain. Rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-86 Tamansiswa di antaranya ziarah ke makam sejumlah tokoh Tamansiswa, sarasehan ketamansiswaan, dan temu akbar alumni sekolah Tamansiswa se Indonesia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008