Pangkalpinang (ANTARA News) - Pengusaha ikan kering berbasis usaha rumah tangga di Kota Pangkalpinang gulung tikar karena tingginya harga ikan basah dan persaingan antar pegusaha. A Haw, pengusaha ikan kering berbasis rumah tangga di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan pengusaha banyak menutup usahanya karena terkendala bahan baku dan persaingan antara pengusaha berbasis rumah tangga dengan pengusaha besar yang sudah berbentuk perusahaan terbatas (PT). "Dalam sebulan terakhir ini kami terpaksa tidak lagi memproduksi ikan kering karena tingginya biaya ikan basah sedangkan permintaan masyarakat sepi," ujarnya. Selain, harga ikan basah tinggi dan permintaan kurang juga persaingan untuk mendapatkan ikan basah yang semakin tidak sehat yang didalangi perusahaan pengiriman ikan. Menurut dia, sulitnya mendapatkan ikan basah karena pengusaha yang biasanya bergerak mengekspor ikan basah sekarang juga mengirim ikan kering keluar maupun dalam negeri. "Pihak perusahaan berani mengambil harga ikan basah ke nelayan dengan harga lebih tinggi sehingga pengusaha kecil tidak bisa mengikuti permainan harga yang diciptakan PT-PT tersebut karena terkendala modal," ujarnya. Ia menjelaskan, usaha yang dirintis dari kakek-kakek buyutnya itu saat ini kandas begitu saja sedangkan kwalitas ikan yang dihasilkan pengusaha kecil lebih bagus jika dibandingkan yang dihasilkan perusahaan itu. "Ya, jika melihat kualitas ikan lebih bagus ikan yang kami hasilkan karena mengandalkan sinar matahari tanpa bahan pengawet dan mempunyai daya tahan lama," ujarnya. Untuk memulai usaha baru menurut dia, sangat sulit karena situasi perekonomian masyarakat semakin sulit yang berdampak daya beli masyarakat melemah sedangkan usaha baru harus bermodal besar. "Ya, untuk sementara kita berhenti dulu mengeringkan ikan dan menunggu harga ikan menurun dan stabilnya perekonomian masyarakat di saat BBM naik yang diringi naiknya kebutuhan lainnya," ujar A Haw.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008