Jakarta, 4 Juli 2008 (ANTARA) - PT Antam Tbk (ASX - ATM; IDX - ANTM) mengumumkan bahwa perusahaan telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MOU) dengan Oxiana Limited (ASX: OXR) untuk memperoleh sebagian saham di proyek emas dan perak Martabe milik Oxiana yang berlokasi di Sumatera Utara. Penandatanganan MOU merupakan langkah awal kerjasama Antam dengan Oxiana untuk mengkaji kesempatan dan membentuk usaha patungan atau bentuk kerjasama lain dalam mengkaji, mengembangkan dan mengoperasikan proyek komoditas logam mulia, logam dasar atau jenis komoditas lain di Indonesia. Kontrak karya proyek emas Martabe dimiliki oleh PT Agincourt Resources, yang mayoritas sahamnya dimiliki Oxiana. Direktur Utama Antam yang baru, Alwin Syah Loebis mengatakan, "Penandatanganan MOU dengan Oxiana sejalan dengan keinginan manajemen untuk mempertahankan emas sebagai salah satu komoditas utama Antam serta mengantisipasi berkurangnya cadangan di tambang emas milik Antam di Pongkor. Investasi pada aset emas dan upaya diversifikasi dari komoditas nikel merupakan salah satu strategi kami untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dalam jangka menengah. Kami gembira dapat menandatangani MOU tersebut dengan Oxiana dan berharap hal ini menjadi awal penciptaan proyek-proyek lain yang memiliki nilai positif di Indonesia." Berdasarkan MOU tersebut, Antam akan membeli 10% dari proyek Martabe dengan nilai US$66,5 juta serta memperoleh opsi untuk membeli 10% tambahan dengan nilai US$66,5 juta, yang akan disesuaikan dengan perubahan harga pasar emas dan perak, biaya modal dan operasi proyek, serta hal-hal lain yang terkait dengan suksesnya commissioning proyek. Antam juga akan dapat membeli 5% tambahan di proyek Martabe berdasarkan nilai proyek pada saat dieksekusinya transaksi tersebut. Opsi tambahan ini tergantung dari persetujuan Oxiana untuk meningkatkan produksi tahunan Martabe menjadi tidak kurang dari 300.000 ounces (9 ton) ekuivalen emas. Proyek emas Martabe mencakup pengembangan deposit emas dan perak Martabe di Sumatera Utara, Indonesia, dengan estimasi biaya proyek US$310 juta. Tambang Martabe akan dieksploitasi dengan metode penambangan bersifat terbuka dan pada awalnya berasal dari sumber daya sebesar 6 juta ounces (187 ton) emas dan 60 juta ounces (1.866 ton) perak. Rencana produksi tahunan Martabe adalah 200.000 oz (6 ton) emas dan 2 juta ounces (62 ton) perak. Commissioning dan awal produksi dimulai pada akhir tahun 2009 dengan produksi setahun penuh dimulai pada tahun 2010. Usia tambang pada awalnya diestimasikan 9 tahun dengan potensi pengembangan atas deposit yang berada di sekitar tambang serta penemuan deposit lain di wilayah Kontrak Karya seluas 1600km2. Antam sebelumnya pernah mempertimbangkan untuk berinvestasi di Martabe pada tahun 2006 namun memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana ini karena nilai investasi berada di atas estimasi. Dengan data cadangan saat ini serta adanya kerja sama dengan Oxiana untuk meminimalisir risiko, Antam memutuskan untuk berinvestasi dalam proyek Martabe. Salah satu strategi pertumbuhan Antam adalah dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan pertambangan internasional. Seluruh estimasi cadangan dan sumber daya yang terdapat dalam rilis ini telah sesuai dengan standar JORC Code Australasian Institute of Mining and Metallurgy. Untuk informasi lebih lanjut, harap hubungi: Antam Public Relations: Bimo Satriyo (Corporate Secretary) +62-811-151-840 bimo.satriyo@antam.com

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008