Pamekasan, (ANTARA News) - Kekeringan yang terjadi di wilayah Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menyebabkan sekitar 7.000 santri di sejumlah pondok pesantren mandi dengan air sungai yang mulai keruh. Pondok pesantren yang santrinya mulai mandi air sungai keruh tersebut, antara lain pondok pesantren Banyuanyar dan santri pondok pesantren Bata-Bata semuanya di kecamatan Palengaan. Menurut salah seorang seorang santri Samsul, Selasa, tindakan itu dilakukan, karena debit sumber air sumur yang ada dipondoknya mulai berkurang. Jika digunakan untuk mandi, tidak cukup untuk kebutuhan memasak. Maka mereka lebih memilih mandi di sungai, meski airnya keruh. "Yang penting masaknya air bersih. Kalau soal mandi nggak apa-apa kita mandi di sungai. Toh tetap suci kok", katanya menjelaskan. Tidak hanya mandi, para santri di sana juga membuang air besar di sungai tersebut, karena kamar WC pondok sudah tak dapat digunakan akibat tak ada air. Menurut Samsul, kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi, terutama saat musim kemarau seperti sekarang ini. "Karena sudah biasa seperti itu, kami tidak masalah Mas!. Teman-teman tetap bertahan di sini tidak ada yang pulang, kecuali liburan", kata Samsul menambahkan. Kondisi serupa juga terjadi di pondok pesantren lain di kecamatan Palengaan, seperti di pondok pesantren Al-Khairat Bata-Bata dan pondok pesantren Miftahul Ulum Betet kecamatan Pamekasan. Di Al-Khairat, santri harus mengurangi mandi satu kali sehari, karena persediaan air sudah menipis. Demikian juga di pondok pesantren Betet kecamatan kota Pamekasan. Di kedua ponpes itu, santri terpaksa mandi air kolam pemandian santri yang mulai keruh, karena aliran air dari sumber di dekat pondok mulai berkurang. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008