Jakarta (ANTARA) - Jurnalis Hitam Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis malam (26/9), memprotes praktik kekerasan polisi terhadap wartawan saat meliput aksi unjuk rasa di berbagai tempat pekan ini.

"Ini aksi spontan kita wartawan Jakarta, Jurnalis Hitam Jakarta," kata Koordinator Aksi Rani Sanjaya di sela aksinya.

Dia mengatakan setidaknya telah ada 10 pewarta yang menjadi korban kekerasan oknum kepolisian dalam unjuk rasa. Sebanyak empat jurnalis mengalami kekerasan di depan Gedung DPR saat demo berlangsung sementara enam lainnya mendapatkan tindakan represif di Makassar dan Jayapura.

Baca juga: AJI catat 10 jurnalis korban kekerasan aparat saat liput demo

Salah satu jurnalis ANTARA di Makassar, Darwin Fathir, menjadi korban sasaran kekerasan polisi. Darwin mengalami kekerasan aparat saat meliput demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan pada Selasa petang.

Menurut Rani, aksi kekerasan terhadap wartawan itu memberi citra yang buruk bagi kepolisian. Seharusnya aparat melindungi warganya bukan sebaliknya.

Baca juga: Pengamat sebut pendompleng aksi mahasiswa bawa agenda inkonstitusional

"Yang mereka lakukan itu sebagai penegak undang-undang sementara profesi kita adalah yang dilindungi undang-undang," katanya.

Rani mengatakan jika kekerasan aparat terus terjadi maka dikhawatirkan itu akan menjadi budaya yang membawa keburukan citra institusi Polri.

"Mereka melakukan hal demikian terus-menerus maka akan diadopsi masyarakat luas. Artinya kita akan bekerja tanpa perlindungan dari siapapun. Ini membahayakan bagi kaum wartawan dan masyarakat pada umumnya," katanya.

Baca juga: Ombudsman minta Polri tidak respresif tangani unjuk rasa

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019