Surabaya (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi tuan rumah sidang umum Perhimpunan Penyiaran Asia Pasifik atau Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) 19 hingga 25 Nopember mendatang di Bali. Direktur Utama LPP RRI, Parni Hadi mengemukakan hal itu di Surabaya, Rabu, disela-sela serah terima jabatan Kepala Cabang Madya RRI Surabaya dari Drs Taufiq Bachtiar MM kepada Drs M Natsir Isfa MM. "Sidang itu akan membahas bagaimana meningkatkan profesionalisme broadcaster, meningkatkan kualitas siaran dan bagaimana lembaga penyiaran melayani kepentingan masyarakat menyangkut `content` dan teknologi," katanya. Parni Hadi mengatakan RRI akan menjadi panitia dari pertemuan tersebut setelah sebelumnya sempat absen selama 20 tahun. "Insyallah bos CNN, ABC, BBC, akan hadir di Bali. Kebetulan saya diundang jadi pembicara mungkin mereka terkesan sehingga menunjuk RRI. Bagi RRI ini penting terurama bagaimana RRI bekerjasama dengan dunia internasional," katanya. Mantan Pemimpin Umum LKBN Antara ini mengatakan dunia penyiaran di Indonesia sudah maju sehingga perlu didialogkan dengan pimpinan TV dan radio dari seluruh dunia. Parni mengatakan dirinya beberapa kali menjadi pembicara acara ABU di Beijing, Teheran dan sejumlah pertemuan lain. "Setelah berulangkali mengikuti acara ABU, sekarang RRI menjadi tuan rumah," katanya. Menurut dia, pada pertemuan tersebut pihaknya ingin memberikan masukan apakah masuknya radio-radio luar negeri ke Indonesia bukan bentuk baru imperialisme informasi. "Ini sebuah pertanyaan besar, saya bilang ke Sekjen ABU di Kuala Lumpur, ini harus dibenahi. Bagaimana negara maju menyiarkan info ke negara berkembang, sementara negara berkembang tidak boleh mengirimkan siaran ke negara maju," katanya. Parni mendapatkan informasi kalau acara VOA sudah disiarkan 200 radio swasta. "RRI mau kerja sama kalau berita kita juga disiarkan di ABC dan VOA, jadi itu memang masalah yang akan kami bicarakan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008