Beijing, (ANTARA News) - Pengadilan China memenjarakan 12 perusuh berkaitan dengan keterlibatan mereka pada aksi kerusuhan di Tibet, kata media negara setempat, beberapa pekan sebelum Olimpiade Beijing. Beijing mendeportasi seorang wanita Ingris-Tibet yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Kantor berita resmi Xinhua mengatakan Kamis malam, bahwa China telah menjatuhi hukuman penjara terhadap 42 orang berkaitan peran mereka dalam aksi-aksi kerusuhan, sedangkan 116 lainnya masih menunggu disidangkan. Di samping itu, sekitar 953 orang ditangkap oleh polisi, kata Xinhua, mengutip pernyataan Palma Trily, wakil ketua nomor satu pemerintah wilayah otonomi Tibet. Dia tidak memberikan penjelasan secara detil mengenai berapa lama ke 12 orang itu dijebloskan ke penjara. Putusan terhadap mereka dilakukan 19 dan 20 Juni, namun sekitar 30 perusuh telah dipenjarakan sebelum mereka menerima hukuman mati. "Namun, benar atau tidak hukuman mati itu akan dijalankan terhadap terdakwa masih diteliti, apakah itu akan dilakukan berdasarkan hukum China," kata Palma Trily. China menjadikan keamanan sebagai prioritas utama bagi Olimpiade Beijing, dan mereka akan menggelar 100.000 anggota pasukan anti-terorisme, dan didukung oleh rudal dari darat ke udara di arena Olimpiade yang besar itu. Kelompok-kelompok kanan mengatakan, China menggunakan keamanan Olimpaide sebagai pembenaran bagi penumpasan terhadap para pembangkang dalam negeri, khususnya di Xinjiang dan Tibet, di mana aksi kerusuhan 14 Maret lalu telah memicu aksi-aksi protes anti China di seluruh dunia. Pada Kamis, China mempertahankan keputusannya pekan ini untuk mendeportasi seorang wanita dari etnis Tibet yang menjadi warga negara Inggris, seraya mengatakan bahwa dia adalah anggota penting Kongres Pemuda Tibet yang pro-kemerdekaan, dan telah melakukan kegiatan gelap di negara itu. Dechen Pemba, 30 tahun, dikawal ke satu pesawat menuju London, setelah dia diinterogasi oleh para pejabat keamanan China di Beijing, Kamis. Dia mengatakan kepada Reuters melalui telepon dari London, bahwa dia tidak bersalah dan menyatakan bahwa pendeportasiannya dilakukan karena ketakutan pemerintah sebulan sebelum Olimpiade itu dimulai. Sementara itu Kongres Pemuda Tibet membantah bahwa dia adalah anggotanya. Pemba juga mengeluarkan pernyataan yang membantah keterlibatannya dengan kongres. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008