Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla menegaskan, meskipun Golkar hanya mampu memenangkan sedikit saja pemilihan kepala daerah (pilkada) di tingkat provinsi, namun Golkar sangat kuat di tingkat bawah atau kabupaten/kota. "Ada 370 pilkada baik di kabupaten/kota dan provinsi, untuk pilkada kabupaten kita menangkan secara sendirian atau berkoalisi sekitar 42 persen, kalau tingkat provinsi memang hanya 25 persen," kata Kalla yang juga Wapres kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Jumat. Menurut dia, pilkada itu lebih menitikberatkan orang yang didukung partai, dan bukan partai itu sendiri yang dipertandingkan. "Jadi karena dengan pola itu di provinsi Jawa Barat memang kita kalah, tetapi 55 persen pemilihan di tingkat kabupaten dimenangkan Golkar. Sama dengan Sulsel, 70 persen pilkada kabupaten dimenangkan Golkar," katanya. Soal suara untuk Partai Golkar dalam Pemilu yang bakal terus menurun, Kalla mengatakan, kalau di pilkada, satu menang, suara yang lain hilang, tetapi kalau di pemilu tidak ada yang hilang dan suara akan dijumlahkan terus. "Dengan penjumlahan itu, kita yakin betul Insya Allah Golkar bisa dapat di atas 20 persen dan itu bisa sampai 30 persen. Sebagai partai kita sangat solid menghadapi Pemilu yang akan datang," katanya. Soal survei-survei yang dilakukan sejumlah lembaga yang mengungkapkan tingkat kepercayaan dan dukungan masyarakat terhadap Golkar yang rendah, ia mengatakan, angka bisa berbeda-beda, misalnya antara LSI (Lembaga Survei Indonesia) dan CSIS (Centre for Strategic and International Studies) berbeda. "Kondisi hari ini Golkar memang di bawah posisi PDIP karena selalu Golkar dan Partai Demokrat itu dinilai melalui kinerja pemerintah, karena itu kinerja pemerintah harus diperbaiki," katanya. Tetapi yakinlah, tambahnya, bahwa kinerja pemerintah naik terus, dan bahwa pihaknya masih punya 10 bulan lagi untuk meningkatkan dukungan masyarakat. "Dulu juga seperti itu, beberapa bulan sebelum Pilpres berapa yang dukung SBY-JK, siapa yang kenal, tapi kan kami mencalonkan diri pada April hanya tiga bulan butuh waktu, selalu begitu," katanya. Menyinggung dimulainya kampanye pemilu pada 12 Juli yang kemungkinan akan melibatkan sejumlah menteri yang menjadi pimpinan parpol, Jusuf Kalla mengatakan, anggota kabinet yang berasal dari parpol berjumlah 15 orang dan hanya tiga yang menjadi pengurus parpol. Tiga menteri yang menjadi ketua umum parpol itu adalah Menhut MS Ka`ban (PBB), Menkop UKM Suryadharma Ali (PPP), dan Menneg Pemberadayaan Perempuan Meutia Hatta (PKPI). "Jadi tidak banyak mengganggu kinerja kabinet. Delapan bulan (masa kampanye) itu panjang, kerja sambil urus-urus (partai) kayak sayalah. Waktunya bisa Sabtu dan Minggu," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008