Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan terus menggalang negara dan lembaga donor meningkatkan dana hibah guna mendukung pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009 yang dibutuhkan sekira 30 juta dolar Amerika Serikat (AS). "Bappenas akan bertemu dengan para duta besar negara sahabat dan lembaga donor, pada 21 Juli 2008, untuk memenuhi kebutuhan dana Pemilu tersebut," kata Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Sutejo, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, program bantuan dana hibah tersebut ditujukan untuk tiga hal, yaitu peningkatan kapasitas Komisi Pemilihan Umum (KPU), peningkatan kualitas dan kuantitas partisipasi pemilih, dan koordinasi pemantauan, serta evaluasi penyelenggaraan pemilu. Bambang menjelaskan, Bappenas dan UNDP sebelumnya telah meluncurkan program bantuan hibah untuk Pemilu yang berlaku hingga 2010 dengan jumlah dana yang telah diperoleh mencapai 15 juta dolar AS. "Kita sudah menandatangani hibah sebesar 15 juta dolar AS, tetapi menurut UNDP bahwa Indonesia butuh dana sekitar 30 juta dolar AS," katanya. Ia menjelaskan, dana tersebut selain digunakan untuk pelaksanaan Pemilu 2009 juga dapat digunakan untuk penyelengaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilakukan pada 2010. Bambang menyoroti partisipasi pemilih dalam penyelenggaran pemilu yang demokratis belakangan ini semakin menurun, bahkan lebih rendah dibanding penyelengaraan Pemilu 2004. Dicontohkannya, partisipasi pemilih pada Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah menurun hingga 60 persen dari total jumlah usia pemilih di wilayah itu. "Fenomena seperti ini yang perlu diperbaiki. Tahun 2004-2009 penyuluhan lebih banyak diarahkan bagaimana cara mencoblos. Ke depan selain kuantitas jumlah pemilih juga dibutuhkan kualitas pemilih yang dapat dibentuk dari berbagai edukasi yang merefleksikan kesadaran dalam berdemokrasi," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008