Semarang (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Bidang Hukum dan Otonomi Daerah, Muladi optimistis partai berlambang pohon beringin ini mampu mengalahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2009. "Kalau dulu PDIP di bawah sekarang di atas, nanti dalam tempo berikutnya akan ada pergerakan-pergerakan. Pada masa kampanye, sembilan bulan tujuh hari, semua kader akan bergerak," katanya seusai menjadi promotor dalam Sidang Terbuka Rapat Senat Terbatas Promosi Doktor Ilmu Hukum, Suparmin, di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Sabtu (12/7). Muladi mengakui bahwa jebloknya partai pemerintah, yakni Golkar dan Demokrat, sangat tergantung dari penilaian terhadap kinerja pemerintah. Jika pemerintah bagus maka partainya ikut bagus dan sebaliknya. "Politik kadang-kadang tidak jujur. Masalah harga minyak itu seluruh dunia, tetapi dijadikan senjata politik dan dimanfaatkan untuk menghantam pemerintah saat ini. Jadi, semua masalah yang mempersulit pemerintah menjadi amunisi partai saingan," kata anggota Dewan Penasihat Partai Golkar ini. Ia menegaskan, politik tidak rasional bahkan kadang emosional mengalahkan lawannya kadang dengan cara-cara yang aneh. Oleh karena itu, Golkar dan Demokrat harus betul-betul siap tampil menghadapi masalah-masalah yang muncul, termasuk dengan memanfaatkan masa kampanye untuk memperbaiki citra partai. "Kampanye sembilan bulan tujuh hari adalah pendidikan politik. Partai menyampaikan program-programnya secara sistematis dan masyarakat harus sadar jangan asal mencoblos. Lihat programnya betul-betul," katanya. Muladi menegaskan, Golkar optimistis dapat mengalahkan PDIP. "Pasti, pasti (optimistis, red.). Tentang hasilnya positif atau negatif kita lihat nanti. Yang pasti semuanya akan bergerak," katanya. Disinggung kekalahan Golkar dalam sejumlah pemilihan kepala daerah, Muladi menegaskan, jika dipersentase Golkar masih unggul di seluruh Indonesia. "Kita menang 41 persen dan ini (pilkada, red.) masih berjalan terus. Pilkada di daerah tingkat II Golkar banyak yang menang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008