Teheran (ANTARA News) - Para pejabat Iran, Ahad, berikrar bahwa Republik Islam Iran akan balas menyerang setiap serangan terhadapnya dan "memutuskan tangan" para penyerbu, di tengah spekulasi bahwa Israel dan Amerika Serikat akan menyerang sasaran Iran karena kecurigaan mengenai program nuklir Iran. "Sebelum musuh menyentuh pelatuk, Angkatan Bersenjata Iran akan memotong tangan mereka," demikian laporan kantor berita resmi Iran, IRNA, yang mengutip pernyataan Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Ia menyatakan rudal yang diperlihatkan dalam pelatihan perang baru-baru ini, termasuk rudal Shahab 3 yang diubah dan dapat mencapai Israel serta sebagian besar pangkalan AS di Timur Tengah hanyalah sebagian kecil kemampuan pertahanan negeri itu. "Ini hanya lah sebagian kecil kemampuan pertahanan Iran," kata Ahmadinejad. Ditambahkannya, "Jika perlu, kami akan memperlihatkan kemampuan pertahanan kami yang lain." Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi, Ahad, juga mengatakan bahwa Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) sangat siap untuk mempertahankan negeri tersebut dari setiap serangan yang mungkin terjadi. Ketika berbicara pada upacara pelantikan para komandan pasukan darat IRGC dan milisi Basij, Firouzabadi mengatakan 31 satuan Pengawal Revolusi provinsi telah dibentuk guna menanggulangi ancaman musuh. "Musuh-musuh negeri ini pernah berusaha menyerang Iran, tapi ketika mereka melihat bangsa Iran bersatu dan kokoh, mereka berubah pikiran," kata Firouzabadi Dalam dekrit terpisah, Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menunjuk Brigadir Jenderal Mohammad Jafar Assadi sebagai komandan pasukan darat IRGC, dan Hojjatoleslam Hossein Taeb sebagai komandan baru milisi Basij. Penunjukan komandan militer baru itu dilakukan setelah IRGC melakukan pelatihan militer yang diberi nama Payambar-e Azam 3 (Nabi Besar 3) pekan lalu sebagai tanggapan atas ancaman dari Amerika Serikat dan Israel. Selama pelatihan militer baru-baru ini, Iran melakukan uji-coba penembakan rudal jarak menengah dan jauh, termasuk rudal Shahab 3 yang diubah dan dilengkapi dengan hululedak konvensional seberat satu-ton dan mampu mengenai sasaran dalam jarak 2.000 kilometer. Setelah Republik Islam tersebut melakukan uji-coba rudal, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memperingatkan bahwa Israel takkan ragu memilih aksi militer. Barak, yang menyebut tindakan Iran sebagai "tantangan bukan hanya bagi Israel tapi juga bagi seluruh dunia", sebagaimana dikutip Kamis oleh harian Israel, Yedioth Ahronoth, mengatakan, "Israel adalah negara terkuat di wilayah ini, dan telah membuktikan pada waktu lalu bahwa negara ini tidak takut untuk bertindak ketika kepentingan vitalnya terancam." Pada Juni, surat kabar AS The New York Times melaporkan militer AS percaya pelatihan militer utama Israel pada awal Juni adalah pelatihan persiapan bagi kemungkinan pemboman terhadap tempat nuklir Iran. Beberapa pejabat Amerika mengatakan pelatihan Israel tersebut tampaknya adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan militer guna melancarkan serangan jarak-jauh dan memperlihatkan kesungguhan pandangan Israel mengenai program nuklir Iran. Namun, sebagian pengamat Iran percaya Israel dan Amerika Serikat hanya melancarkan perang urat syaraf guna mempengaruhi pengambilan keputusan tentang pemerintah Iran. "Sedikitnya selama dua bulan belakangan, Amerika Serikat dan Israel, meskipun mereka mengeluarkan ancaman, tak berada pada posisi untuk melancarkan serangan terhadap Iran," kata harian Iran, Ettela`at, Sabtu, dengan mengutip pernyataan Mohammad Ali Mohtadi, komentator politik Iran. "Alasannya ialah telah terbukti bahwa Iran sangat bersungguh-sungguh dalam maksudnya untuk membela diri dan mempertahankan haknya," kata Mohtadi. "Tak ada keraguan bahwa setiap pelanggaran terhadap Iran akan melahap seluruh Timur Tengah serta kepentingan global." "Oleh karena itu, kemungkinan perang hampir tak mungkin," katanya. Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Iran "berusaha mengembangkan senjata nuklir dengan kedok program nuklir sipil", tapi Iran membantah tuduhan AS tersebut dan berkeras program nuklirnya hanya lah bertujuan damai. Pemerintah AS menyatakan Amerika "memusatkan perhatian pada diplomasi guna berusaha menyelesaikan masalah nuklir Iran", tapi telah berkeras negara itu "takkan menarik pilihan dari meja". Lampu kuning Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada The Sunday Times di London pekan ini bahwa Bush telah memberi Israel "lampu kuning" untuk memulai persiapan bagi serangan militer terhadap Iran. "Kuning berarti lanjutkan persiapan anda, siap bagi serangan segera dan memberitahu kapan anda siap," kata seorang pejabat Pentagon yang tak disebutkan namanya sebagaimana dikutip. Tetapi Israel juga telah diberitahu bahwa mereka tak dapat mengharapkan bantuan dari pasukan Amerika dan takkan dapat menggunakan pangkalan militer AS di Irak untuk dukungan logistik, kata laporan itu. Juga tak pasti bahwa lampu kuning Bush akan berubah jadi hijau tanpa bukti jelas mengenai permusuhan mematikan Iran, kata The Sunday Times. "Semuanya benar-benar terserah kepada Israel," kata pejabat Pentagon itu. Ditambahkannya, "Israel sejauh ini tak menyampaikan kepada Bush usul militer yang meyakinkan." (*)

Copyright © ANTARA 2008