Depok, (ANTARA News) - Seorang petugas keamanan (satpam) di perusahaan garmen PT Rajabrana, Sudaryo (40), nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sebuah pohon di belakang rumahnya. Korban diduga nekat mengakhiri hidupnya, karena himpitan kebutuhan hidup yang semakin sulit, apalagi tempat ia bekerja sudah tiga bulan tidak membayar gaji karena kesulitan keuangan perusahaan. Seorang tetangga korban, Ade mengatakan di Depok, Senin, gaji Sudaryo di perusahaannya selama tiga bulan tidak dibayar, sementara biaya berobat semakin mahal dan almarhum juga membutuhkan biaya sekolah anak di kampung serta untuk kebutuhan sehari-hari. "Kondisi tersebut menjadi penyebab perbuatan nekatnya. Mungkin dengan cara gantung diri akan menyelesaikan masalahnya," ujar Ade. Warga RT3 RW9 Gang Bakti ABRI Kelurahan Suka Maju tersebut diketahui tengah menderita penyakit tipus. Ade menjelaskan sejak bulan Mei, perilaku korban mulai terlihat aneh. "Dia sering merenung di teras dan kebun belakang rumah, dari cerita istrinya, sebelum meninggal korban sempat shalat Tahajud dan berpamitan," kata Ade. Korban mempunyai seorang anak yang saat ini tinggal bersama neneknya di Wonogiri. Selama ini, korban hanya tinggal berdua bersama isterinya di rumah. Sudaryo telah menjadi satpam di PT Rajabrana selama delapan tahun. Kerabat korban di perusahaan Rajabrana, Rini, mengatakan sejak manajemen Rajabrana tidak membayar gaji, banyak karyawan yang melakukan unjuk rasa menuntut pembayaran gaji. Aktifitas di perusahaannya pun sudah tidak menentu dua minggu libur dan sehari masuk. Ketua tiga Bidang Kesra SPN Rajabrana, Djumanto mengatakan korban diduga bunuh diri. Selama bekerja sebagai satpam, korban tidak pernah terkait dengan demo buruh yang menuntut pembayaran gaji. "Sejak Mei sampai sekarang memang belum dibayar upahnya, pihak SPN Rajabrana sedang berjuang agar perusahaan ini segera membayar upah yang merupakan hak para buruh," kata Jumanto. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008