Samarinda (ANTARA News) - Tim Papua berhasil melangkah ke babak final cabang olahraga sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII setelah pada pertandingan semifinal menumbangkan DKI Jakarta, 4-1 (0-1) di Stadion Utama Palaran Samarinda, Senin. Pada babak final yang dimainkan di Stadion Palaran Samarinda, Jumat (17/7), tim asuhan pelatih F.C. Yom bakal bertemu pemenang antara tuan rumah Kalimantan Timur melawan Jawa Timur. Pada pertandingan yang disaksikan sekitar 15 ribu penonton tersebut, kedua tim menampilkan permainan menyerang karena mereka ingin meraih angka penuh supaya bisa maju ke patai puncak. Pada babak pertama, DKI Jakarta lebih banyak menguasai permainan di lini tengah tetapi mereka kesulitan untuk memasuki pertahanan lawan yang dikoordinasi oleh Michael Ditubun. Akibatnya, begitu bola mendekat ke gawang langsung melakukan tembakan dari jarak yang cukup jauh dengan gawang Papua yang dijaga kiper Trio Hendi Ariko. Sebaliknya, serangan Papua yang dimotori Lukas Wandomen bermain dengan umpan satu-dua atau dari kaki ke kaki dengan cepat dan berusaha masuk ke jantung pertahanan DKI Jakarta. Tetapi, begitu masuk ke kotak penalti dan langsung menendang bola tersebut tidak berhasil membuahkan gol karena mereka sudah diapit dua pemain belakang DKI, kemudian sudah jatuh membawa bola sehingga tendangannya lemah dan mudah ditangkap kiper DKI, Bagus Jiwo. Papua mendapat peluang ketika Lukas Wandomen mampu menyerobot umpan tangung pemain DKI kepada rekannya, tetapi tendangannya mampu ditangkap kiper meskipun mental dan hanya menghasilkan tendangan penjuru. DKI Jakarta yang gencar menekan pertahanan Papua akhirnya membuahkan gol atau unggul terlebih dulu 0-1 pada menit keenam yang dicetak Agus Salim. Gol tersebut terjadi dari serangan yang dibangun dari sisi kiri pertahanan Papua, setelah dekat gawang langsung ditendang ke gawang tim lawan. Kiper Papua, Trio Hendi Ariko sudah dalam posisi terklalu maju sehingga bola lambung itu menusuk ke gawang Papua di pojok kanan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008